Kamis 16 Mar 2017 18:06 WIB

Mengakselerasi Produktivitas Sapi Perah

Rep: Santi Sopia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja membawa susu sapi hasil perahan di tempat peternakan sapi perah di Duren Tiga, Jakarta, Selasa (15/9).   (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja membawa susu sapi hasil perahan di tempat peternakan sapi perah di Duren Tiga, Jakarta, Selasa (15/9). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Selama ini faktor iklim seringkali diklaim sebagai akibat rendahnya produktivitas sapi perah. Padahal, ternyata, banyak upaya yang dapat mendorong produktivitas sapi perah, seperti pengelolaan peternakan yang tepat termasuk manajemen pakan.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Enny Ratnaningtyas mengatakan, ternyata walau iklim tidak mendukung, produksi sapi perah bisa tetap baik apabila manajemen peternakan dikelola secara tepat. Hal ini juga agar mewujudkan akselerasi produktivitas sapi perah.

"Soal pakan terutama, kami optimistis paling tidak suplai bahan baku ke depan bisa meningkat. Di road map pemerintah, kita ingin mengurangi ketergantungan (impor) yang masih 77 persen. Kita ingin kurang sampai 60 persen. Peluang konsumsi susu masih meningkat, sehingga program akselerasi susu perah harus terus diterapkan," ujar Enny di peternakan sapi, Waluya Wijaya Farm, Bogor, Kamis (16/3).

Azhar Lubis, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan, dengan pengelolaan yang tepat, produksi sapi perah tentu akan optimal. Ia mencontohkan, jika rata-rata produksi sapi perah dari peternakan yang belum dioptimalisasi hanya 5 sampai 6 liter per hari, maka kini bisa 14 sampai 20 liter per hari nya.

"Artinya itu kenaikan yang sudah besar. Sebetulnya ini adalah bagaimana kita memanfaatkan susu segar sebanyak mungkim untuk meningkatkan nilainya, sperti kreativitas jadi dodol, keju, yoghurt dan lain-lain," ujar Lubis.

Afiffudin, Scientific and Regulatory Affairs and Food Safety & Quality Director, Fonterra Brands mengatakan, melalui Fonterra Dairy Scholarship, Fonterra membantu mengembangkan industri susu Indonesia yang tengah bergeliat seiring kebutuhan susu nasional yang terus meningkat.

Lebih dari 1.200 peternak dan pelaku industri susu Indonesia diklaim mendapatkan manfaat berupa pengetahuan dan keterampilan baru seputar praktik peternakan sapi perah yang terbaik dengan menghadiri sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh peserta penerima beasiswa Fonterra Dairy Scholarship.

Memasuki tahun kelima, Fonterra Dairy Scholarship adalah kerjasama antara Fonterra Brands, Indonesia dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang memberikan pelatihan mengenai praktek peternakan sapi perah yang terbaik kepada peternak sapi perah lokal dan petugas pemerintah. Program yang meliputi pelatihan secara langsung di Indonesia dan Selandia Baru ini telah membantu peternak meningkatkan kualitas maupun kuantitas susu sebagai hasil dari praktik higienitas, pemeliharaan sapi perah, dan manajemen peternakan yang baru.

Syarat menjadi peserta beasiswa, harus memenuhi kualifikasi administrasi, harus sudah berkecimpung di dunia peternakan kurang lebih 4 sampai 5 tahun, memiliki 5 hingga 15 sapi, serta merupakan anggota aktif dalam komunitasnya.

Program ini juga bekerjasama dengam Dirjen Peternakan Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jambi, Sumatera Utara dan Aceh. Adapun komposisi peserta program, yaitu 75 persen peternak murni dan 25 persen dari pemerintahan. Dengan program ini diharapkan semakin banyak lahir peternak-peternak muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement