REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama sejumlah perbankan menandatangani komitmen penyaluran pembiayaan bagi para pelaku UMKM sektor pariwisata, pertanian, dan perikanan di NTB pada 2017. Pariwisata dan pertanian merupakan sektor prioritas bagi NTB.
Kepala OJK NTB Yusri mengatakan, tercatat ada 16 bank yang akan berpartisipasi penandatanganan komitmen penyaluran pembiayaan kepada 3.540 pelaku UMKM sektor pariwisata di NTB. Ia menjelaskan, hal ini untuk mendorong tumbuhnya sektor UMKM pariwisata di NTB agar lebih maju mengingat NTB, terutama Pulau Lombok, kini telah menjadi salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan.
Dia mengungkapkan, sebagai salah satu agen pembangunan, pelaku industri keuangan harus menunjukkan kinerja yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat NTB secara masif hingga ke seluruh pelosok wilayah NTB.
Ia mengaku, pada tahun lalu sempat merasa gembira karena porsi kredit produktif mencapai di atas 50 persen yakni antara 52 persen hingga 53 persen, yang sebelumnya hanya 47,48 persen. Hal itu didukung oleh pertumbuhan kredit yang cukup fenomenal yakni mencapai 32 persen.
Namun, data terakhir pada Januari 2017, porsi kredit produktif kembali turun ke angka 49 persen. "Saya akui, perhatian kita terhadap kedua sektor ini sangat kurang," ujar dia dalam acara penandatanganan komitmen penyaluran pembiayaan UMKM di Golden Tulip, Mataram, Rabu (15/3).
Berdasarkan data OJK NTB, share pembiayaan sektor pariwisata pada 2016 sebesar 2,94 persen dari total Rp 29 triliun yang dianggarkan. Sedangkan untuk 2015 sebesar 2,95 persen, dan 2014 sebesar 2,76 persen.
Sementara untuk sektor pertanian, share kredit pada 2016 tercatat sebesar 1,48 persen atau meningkat dibanding 2015 yang sebesar 1,22 persen. Menurutnya, angka tersebut masih relatif rendah mengingat besarnya potensi pertanian yang ada di NTB. "Sektor kelautan malah semakin miris, hanya sebesar 0,21 persen pada 2016 lalu," lanjut dia.
Yusri berharap, pada 2017 share pembiayaan bagi sektor pertanian dan pariwisata dapat lebih meningkat. Pasalnya, akan ada megaproyek pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang akan mulai dibangun. "Kondisi ini tentu diharapkan dapat menyerap anggaran karena ada aliran dana yang besar di sana, yang melibatkan banyak pekerja, sehingga diharapkan juga dapat menimbulkan efek domino," ungkap dia.
Yusri mengimbau kepada bank-bank lain dapat segera menyusul. Ia tidak menampik ada risiko besar bagi perbankan dalam hal ini. Namun, bisa diantisipasi dengan menyiapkan karakter dari para pelaku usaha yang bergerak di bidang itu. Yusri mengharapkan kerja sama dengan dinas terkait dengan menyiapkan data mengenai pelaku UMKM di tiga sektor tersebut yang cukup dan valid.