Rabu 15 Mar 2017 09:23 WIB

Arab Saudi Naikkan Produksi, OPEC: Pasokan Minyak Dunia Melonjak

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Logo OPEC
Logo OPEC

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyebutkan pasokan minyak dunia kembali meningkat, meski sebelumnya telah disepakati adanya pemangkasan produksi. Dalam sidang OPEC ke-171 akhir tahun lalu, negara anggota OPEC memang sepakat untuk memangkas 1,2 juta barel produksi minyak per harinya. Langkah ini diambil untuk memulihkan lagi harga minyak dunia yang sempat anjlok selama tiga tahun belakangan.

Per Maret ini, proyeksi produksi kembali menunjukkan kenaikan baik dari negara anggota atau pun non-anggota OPEC. Hal ini membuat langkah 'perbaikan' harga minyak dunia justru tersendat. Dalam laporan bulanannya, OPEC juga menyebutkan bahwa Arab Saudi meningkatkan produksinya pada Februari lalu sebesar 263 ribu barel per hari menjadi 10 juta barel total produksinya per hari. Padahal Saudi sebelumnya, pada Januari 2017, sempat menunjukkan komitmen pemangkasan sebesar 90 ribu barel per hari demi menunjukkan komitmennya terhadap OPEC.

OPEC juga mengungkapkan, pasokan minyak di negara-negara industri dunia mengalami kenaikan hingga 278 juta barel minyak selama lima tahun belakangan. "Meskipun pemangkasan dilakukan, namun pasokan terus naik. Tak hanya di AS tetapi juga Eropa," tulis OPEC dalam laporannya seperti dilansir Reuters, Selasa (14/3).

Menyusul laporan OPEC soal kenaikan produksi ini, harga minyak LCOc1 jatuh ke level 50 dolar AS per barel atau terendah sejak November 2016 lalu. Meski begitu, harga minyak dunia masih terjaga di atas rata-rata harga tahun lalu di angka 40 dolar AS per barel dan di atas harga terendahnya sebesar 27 dolar AS per barel pada Januari tahun lalu.

OPEC meminta kepatuhan para negara anggota untuk benar-benar merealisasikan pemangkasan produksi. Pasokan minyak dari 11 negara anggota OPEC dengan target produksi di bawah kesepakatan, kecuali Libya dan Nigeria, jatuh ke level 29,6 juta barel per hari di Februari lalu.

Sebenarnya, angka tersebut sudah sesuai dengan target OPEC untuk mencatatkan produksi minyaknya sebesar 29,8 juta barel per hari. Namun OPEC menaikkan proyeksi untuk produksi minyak di luar negara anggotanya. Alasannya, perbaikan harga dari pemangkasan produksi anggota OPEC justru membantu memulihkan industri pengeboran shale oil dan shale gas di AS. Produksi minyak di luar negara anggota OPEC diperkirakan akan naik 400 ribu barel per hari atau 160 ribu barel lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Sementara produksi minyak AS diperkirakan akan sedikit naik 100 ribu barel per hari.

Laporan per Februari, OPEC menyebutkan produksi minyaknya turun paling tidak 140 ribu barel per hari, termasuk dari Nigeria dan Libya. Namun di saat yang sama Arab Saudi justru menaikkan produksinya dari 9,8 juta barel per hari menjadi 10 juta barel per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement