Senin 13 Mar 2017 17:04 WIB

Toyota Temui Jokowi, Beri Janji Investasi Hingga Magang Pekerja

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
 Pekerja memeriksa mobil Toyota yang akan di ekspor di Tanjung Priok Car Terminal (TPT), Jakarta, Rabu (8/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memeriksa mobil Toyota yang akan di ekspor di Tanjung Priok Car Terminal (TPT), Jakarta, Rabu (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perusahan mobil asal Jepang PT PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyatakan komitmennya untuk meningkatkan investasi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo, Senin (13/3).

"Kita sampaikan ke bapak Presiden, upaya kita secara terus menerus untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi negeri tercinta ini. Dalam hal ini tadi kita sampaikan kepada beliau beberapa hal mengenai investasi, mengenai ekspor, dan peningkatan sumber daya manusia," kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/3).

Warih menjelaskan, ‎pihak Toyota berkeinginan untuk meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, setelah pada 2015 Presiden Jokowi telah mengunjungi perusahaan Toyota. Pada dua tahun terakhir 2015-2016, ‎ Toyota telah melakukan penambahan investasi di antaranya pembangunan pabrik baru untuk memproduksi kendaraan model baru. Perubahan model baru ini nantinya juga akan berdampak pada perubahan-perubahan yang cukup signifikan pada rantai pasok atau supply chain.

Untuk perbaikan sumber daya manusia (SDM), ‎Toyota akan memberikan pemagangan kepada pekerja yang ada di Indonesia. Walaupun jumlahnya belum banyak, tapi pemagangan ini rencananya dilakukan pada 2017.

Terkait dengan ekspor produk ke Australia, diakuinya menjadi tantangan Toyota. Dengan pengembangan pasar ke Australia, maka produk dari Indonesia bisa memiliki daya saing untuk digunakan di pasar global. Meski demikian, dia mengatakan produk kendaraan tersebut harus dicocokan terlebih dahulu dengan permintaan konsumen ‎ di Australia. Sebab, model kendaraannya tidak sama dengan kendaraan yang ada di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement