REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus meningkatkan peran industri pasar modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya melalui bentuk setoran pajak.
"Setoran pajak dari industri pasar modal mencapai sekitar Rp 110 triliun, atau 12 persen dari pencapaian pajak negara di sepanjang 2016," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio dalam acara "Underwriting Network 2017" di Denpasar, Jumat (10/3).
Ia memaparkan bahwa setoran pajak itu berasal dari emiten saham sekitar Rp 89,70 triliun, dan sekitar Rp 12,99 triliun berasal dari dividen saham.Ia optimistis kontribusi pasar modal Indonesia terhadap pajak akan terus meningkat menyusul bertambahnya jumlah emiten di pasar modal.
"Setiap tahunnya kita berupaya menambah jumlah emiten sebanyak 30 emiten, terutama BUMN maupun anak usaha. Peran underwriter sangat penting untuk bisa meningkatkan jumlah emiten di pasar modal. Kami ingin mengejar Singapura dan Malaysia," katanya.
Tito Sulistio juga mengatakan bahwa seiring dengan harapan penambahan jumlah emiten, diharapkan juga berkolerasi positif terhadap pertumbuhan nilai transaksi perdagangan efek di Pasar Modal Indonesia.
"Untuk mendukung peningkatan emiten, BEI berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitas perusahaan efek yang memiliki kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek (underwriter) serta memberikan kepercayaan lebih kepada Profesi Penunjang," katanya.
Dengan semakin meningkatnya sinergi antar pelaku pasar, Tito Sulistio berharap dapat mendukung pertumbuhan jumlah emiten sehingga menyemarakkan industri pasar modal Indonesia. Dengan demikian industri dapat semakin menjadi cerminan maupun tolak ukur bagi kemajuan perekonomian Indonesia.
Di sisi lain, lanjut dia kontribusi pasar modal Indonesia terhadap kesejahteraan masyarakat juga meningkat menyusul industri yang memiliki kinerja positif. "Dari seluruh jenis investasi di pasar modal, kekayaan masyarakat bertambah Rp 215 triliun dari saham, obligasi dan instrumen lainnya. Artinya, konsumsi masyarakat bertambah," katanya.