Senin 06 Mar 2017 13:57 WIB

Anak Perusahaan BUMN akan Mulai Jual Saham Jelang Akhir 2017

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Menteri BUMN Rini Soemarno
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Menteri BUMN Rini Soemarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menarkan saham perdana kepada publik (initial public offering/IPO) pada 2017. Perkiraan dana yang masuk melalui IPO diprediksi mencapai Rp 21 triliun.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan segala hal untuk menjual sejumlah saham perusahaan BUMN kepada masyarakat. Harapannya dengan IPO ini akan dana segar yang masuk untuk menunjang kinerja perusahaan BUMN.

"Kita akan lakukan IPO pada kuartal III 2017," kata Rini ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/3).

Kementerian BUMN rencananya bakal melepas saham pada kuartal II 2017. Namun, karena sejumlah hal, pelepasan saham tersebut kemungkinan baru bisa berjalan pada kuartal III.

Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius K Ro mengatakan proses menuju IPO sedang berlangsung. Perusahaan yang akan memperdagangkan saham di BEI adalah anak usaha BUMN, ada juga yang merupakan cucu usaha BUMN. Ia menjelaskan, ke-9 anak usaha BUMN tersebut yaitu anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (dua perusahaan), PT PP Tbk (dua perusahaan), PT Pertamina (satu perusahaan), PT Pelindo I (satu perusahaan), PT Garuda Indonesia Tbk (satu perusahaan), serta PT PLN (satu perusahaan).

Anak usaha yang akan dilepas sahamnya antara lain Tugu Pratama (Pertamina), Garuda Maintenance Facilities (GMF), dan Jasa Armada (Pelindo II). Namun sebagian lainnya tidak disebutkan karena merupakan anak usaha perusahaan terbuka (Tbk). "Jumlah masing-masing saham anak usaha yang dilepas ke pasar berkisar 20 persen, sesuai dengan kebutuhan," katanya.

Terkait dengan waktu pelepasan saham di lantai bursa, Aloysius mengatakan tidak dilakukan bersamaan atau disesuaikan dengan waktu dan kondisi pasar saham. "Saat ini 9 anak usaha BUMN yang disiapkan untuk IPO. Namun ada kemungkinan menyusul lagi dua perusahaan pada 2018," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement