Senin 06 Mar 2017 08:43 WIB

Kurir Barang di Cina Jadi Miliarder Baru, Ini Sumber Kekayaan Mereka

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Alibaba telah memulai uji coba pengiriman barang dengan drone.
Foto: Alibaba
Alibaba telah memulai uji coba pengiriman barang dengan drone.

REPUBLIKA.CO.ID,SHENZHEN -- Perusahaan pengiriman barang untuk Alibaba dan pengecer lainnya menjadi sumber kekayaan baru di Cina. Hal terbaru, lonjakan saham SF Express membuat Wang Wei menjadi orang terkaya ketiga di negara tersebut.

Kondisi tersebut merupakan pembalikan bagi sebuah perusahaan yang sebelumnya harus berbisnis gelap di era 90-an. Saat itu, hanya kantor pos Cina yang diizinkan menangani pengiriman barang. Perusahaan kurir yang ia buat ini melayani perbatasan antara Cina dan Hong Kong selama 16 tahun hingga pemerintah memberi sanksi.

Penerbitan resmi saham SF pekan lalu di Bursa Efek Shenzhen yang telah disetujui pada Desember dan mendapat dukungan pemerintah, langsung menaikkan 59 persen harga saham dari induk SF Holding Co. Berdasarkan indeks Bloomberg, Wang mendapat pendapatan bersih senilai 27,6 miliar dolar AS pada penutupan perdagangan di New York, awal pekan lalu. Kekayaannya bertambah 1 miliar dolar AS selama perdagangan di Cina Rabu lalu.

Wang dan lima miliarder pengiriman paket lainnya, termasuk pendiri ZTO Express Inc , yang memulai debutnya di Bursa Efek New York pada Oktober, mencatat kenaikan kekayaan hanya dalam lima bulan terakhir saja. Sedikitnya kekayaan gabungan mereka mencapai 47 miliar dolar AS. Mereka ikut menikmati kekayaan dari meledaknya perdagangan daring di Cina yang dikomandoi Alibaba Group Holding Ltd, dengan SF Express milik Wang sebagai pemimpin dalam jasa pengiriman yang saat ini kompetitornya mencapai ratusan.

Berikut rincian kekayaan pemilik perusahaan pengiriman di Cina dilansir dari Bloomberg:

Wang Wei (SF Express) 28 miliar dolar AS

Yu Huijiao (YTO Express) 7 miliar dolar AS

Lai Meisong (ZTO Express) 3 miliar dolar AS

Chen Dejun (STO Express) 2 miliar dolar AS

Chen Xiaoying (STO Express) 2 miliar dolar AS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement