Jumat 03 Mar 2017 13:30 WIB

Tiga Destinasi Wisata Indonesia akan Dikucuri Dana Bank Dunia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Borobudur temple is the world's biggest Buddhist monument. It's one of major tourist attraction for local and foreigner in Central Java.
Foto: Republika/Reiny Dwinanda
Borobudur temple is the world's biggest Buddhist monument. It's one of major tourist attraction for local and foreigner in Central Java.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata akan melakukan tanda tangan kontrak pinjaman dana dengan Bank Dunia sebesar 200 juta dolar AS untuk pengembangan tiga destinasi pariwisata Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika yang menjadi fokus pemerintah. Tanda tangan kontrak rencananya dilakukan pada Juni 2017 dan pinjaman mulai efektif pada Juli 2017.

"Bank Dunia tetep komitmen untuk memberikan pinjaman sebesar 200 juta dolar AS," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya usah rapat koordinasi pariwisata di Kantor Wakil Presiden, Jumat (3/3).

Kementerian Pariwisata telah menetapkan 10 destinasi pariwisata yang akan menjadi prioritas, yakni Tanjung Kelayang, Danau Toba, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo, Mandalika, Wakatobi, Pulau Morotai, dan Labuan Bajo. Arief menjelaskan, pemerintah telah mempersiapkan dana APBN sekitar Rp 30 triliun untuk mengembangkan 10 destinasi pariwisata tersebut selama lima tahun mendatang sampai 2019.

Secara keseluruhan pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp 200 trilliun untuk 10 destinasi tersebut. Menurut Arief, pinjaman dari Bank Dunia belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pariwisata di Indonesia.

 

"Jadi kita masih punya banyak kebutuha dana. Caranya bagaimana? Sedapat mungkin untuk privatisasi menawarkan ke BUMN dan swasta lainnya untuk ikut masuk membangun infrastruktur," kata Arief.

Arief menjelaskan, ketiga destinasi wisata itu sudah dievaluasi dan semuanya sesuai jalur dari segi aksesnya yang telah disiapkan oleh Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan juga hotel maupun resort. Terkait dengan infrastruktur, menurut Arief, solusi yang paling tepat yakni membangun bandara. Arief mencontohkan, Bandara Silangit yang terdapat di Siborong-borong Tapanuli, Sumatera Utara pada tahun ini akan menjadi bandara internasional sehingga bisa mempercepat dan mempermudah akses wisatawan. Apalagi, sebagian besar wisatawan asing datang dengan menggunakan moda transportasi udara.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, rapat koordinasi pariwisata bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla membahas mengenai prioritas pengembangan pariwisata di tiga destinasi yakni Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika. Selain itu disinggung juga pengembangan pariwisata Toraja yang menjadi terkenal setelah wakil presiden mempopulerkan minum kopi di atas awan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement