REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Peternak sapi membutuhkan bantuan pemerintah berupa subsidi dan bantuan pembiayaan dengan suku bunga rendah. Pernyataan ini disampaikan Ketua Umum Koperasi SAE Pujon, Abdi Suwasono di hadapan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf pada Kamis (2/3) di Pujon Kabupaten Malang.
"Kita minta pemerintah untuk membantu subsidi pakan ternak dan bibit sapi impor," kata Abdi.
Menurutnya Koperasi Pujon yang beranggotakan para peternak sapi telah melakukan beberapa program. Di antaranya memproduksi pakan dan membuat instalasi biogas untuk mengatasi permasalahan limbah sapi. Saat ini di Pujon telah terbangun 1.500 unit biogas.
Menanggapi permintaan tersebut Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengungkapkan salah satu solusinya adalah dengan pelatihan peternak dan petugas. Tak ketinggalan perlunya peningkatan kualitas pakan dengan bantuan mini feedmill serta pengendalian pemotongan betina produktif.
Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan telah melakukan upaya peningkatan nilai tambah. Di antaranya dengan peningkatan produktivitas dengan skala pemilik enam ekor, peningkatan kualitas produk dengan Total Plate Count (TPC) kurang dari satu juta, dan melalui pengolahan produk derivate/pabrikan. Serta, memperluas pasar dan produk sekunder/tersier, dan meningkatkan hasil produk-produk inovatif/kreatif seperti susu bubuk, UHT, keju, dan yogurt.
Untuk meningkatkan jumlah sapi perah, dilakukan skema kredit permodalan bersubsidi. Di antaranya melalui KUR BRI dengan bunga sembilan persen per tahun, kredit pertanian Bank UMKM dengan bunga enam persen per tahun, serta kredit pangan BRI dengan suku bunga efektif.
"Selain bantuan permodalan, terdapat juga asuransi ternak sapi dengan premi asuransi sapi sebesar 200 ribu rupiah per ekor per tahun," jelas Gus Ipul. Asuransi ini dilakukan PT Jasindo dengan memperoleh subsidi dari pemerintah sebanyak 80 persen atau sebesar 160 ribu rupiah per ekor per tahun.