Senin 27 Feb 2017 17:48 WIB

Menperin: Kontribusi Jatim Terhadap Ekspor Perhiasan RI Mencapai 64,42 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung melihat berbagai perhiasan dalam sebuah pameran. ilustrasi (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat berbagai perhiasan dalam sebuah pameran. ilustrasi (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto meninjau industri perhiasan di Surabaya, Senin (27/2). Menperin mengatakan, kunjungan tersebut untuk mendapatkan masukan mengenai perkembangan industri perhiasan di Indonesia sehingga pembinaan yang diberikan kepada para pelaku perhiasan lebih tepat.

Selain itu, untuk memastikan kebijakan mendorong industri padat karya berorientasi ekspor terbukti mempunyai daya saing yang bagus. Industri perhiasan merupakan industri padat karya dan padat modal, serta memiliki nilai tambah di bidang fashion desain.

“Ini membuktikan sektor perhiasan ini salah satu yang akan dipacu karena demand-nya tinggi. Dan dengan teknologi yang sudah dikuasai maka potensi pertumbuhannya cukup tinggi, tahun kemarin tumbuh hampir 126 persen,” kata Airlangga kepada wartawan seusai mengunjungi PT Untung Bersama Sejahtera (UBS), Jl Kenjeran, Surabaya, Senin (27/2).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), negara tujuan ekspor perhiasan terbesar pada 2016 adalah Swiss, Jepang, Singapura dan Hong Kong. Nilai ekspor produk perhiasan Indonesia ke dunia menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan. Nilai ekspor perhiasan pada 2011 sebesar 2,59 miliar dolar AS, meningkat menjadi 5,34 miliar dolar AS pada 2016.

“Provinsi Jawa Timur memiliki konstribusi ekspor perhiasan sebesar 64,42 persen terhadap total ekspor produk perhiasan nasional. Ekspor produk perhiasan dari Jawa Timur pada 2016 mencapai 3,44 miliar dolar AS,” paparnya.

Nilai ekspor tersebut merupakan kontribusi dari industri perhiasan di Jawa Timur sebanyak 26 industri berskala besar dan menengah, serta 1.854 industri berskala kecil. Industri perhiasan tersebut tersebar di berbagai sentra industri seperti di Surabaya, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Lumajang dan Pacitan.

“Jumlah industri tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja sebesar 17.600 orang, yang tentunya berdampak pada meningkatnya ekonomi nasional serta mengurangi kemiskinan,” katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement