Jumat 24 Feb 2017 12:57 WIB

Kementan Minta Setiap Daerah Tanam Cabai

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) mencanangkan Gerakan Nasional Penanaman Cabai (Gertam Cabai) di Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/1).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) mencanangkan Gerakan Nasional Penanaman Cabai (Gertam Cabai) di Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Kementerian Pertanian menilai solusi untuk mengatasi fluktuasi harga cabai di pasaran yakni dengan menanam cabai di setiap daerah. Hal itu dinilainya akan menciptakan kemandirian pasokan cabai.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Muhammad Syakir mengatakan dengan tercapainya kemandirian cabai di daerah, maka tidak akan lagi ada ketergantungan dengan pergerakan cabai dari daerah ke daerah. Untuk mencapai hal tersebut, langkah kecil yang dimulai adalah dari lingkup rumah tangga.

Melalui Gerakan Nasional Penanaman Cabai (Gertam Cabai), kata dia, ke depannya akan terjadi ketersediaan yang mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga. "Sehingga rumah tangga itu bisa mengurangi pengeluaran-pengeluaran dan tidak terjadi harga cabai yang mahal," katanya usai memberi tanaman cabai kepada organisasi wanita di Gedung Balai Kota Bogor, Jumat (24/2).

Sebanyak 30 ribu tanaman cabai diberikan Kementerian Pertanian khusus untuk Kota Bogor. Pemberian tanaman atau bibit cabai ini ke depannya akan terus dilakukan sesuai dengan permintaan. "Insyaallah Badan Litbang Pertanian siap untuk memberikan penambahan-penambahan," ujar dia.

Saat ini sudah ratusan ribu bibit cabai yang diberikan dari target 10 juta bibit cabai seluruh Indonesia. "Minimal 50 ribu per provinsi," ujarnya.

Rencana tersebut sejalan dengan keinginan Wali Kota Bogor Bima Arya untuk menumbuhkan kultur menanam. Sebab menurutnya, dengan menanam akan membuat warganya menghargai arti sebuah proses. "Menggairahkan kembali kultur menghargai proses dengan menanam," ujarnya.

Bima mengungkapkan Bogor yang disebut-sebut sebagai Kota Pertanian sudah selayaknya gemar bercocok tanam. Minimnya lahan pertanian, kata dia, diharapkan tidak menjadi halangan warganya untuk kembali pada kultur menanam.

Ia mengatakan, lahan pertanian di Kota Bogor hanya sekitar 300 hektare. "Ya, tidak banyak," katanya. Untuk itu pihaknya mendorong urban farming, yakni pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement