REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rencana kunjungan Raja Salman bin Abudulaziz Alsaud beserta rombongan mencapai 1.500 orang ke Bali secara tak langsung akan mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara (wisman) asal Timur Tengah. Raja Arab Saudi diperkirakan berada di Bali selama lima hari, 4-9 Maret 2017 setelah sebelumnya melakukan kunjungan kenegaraan di Jakarta, 1-3 Maret.
"Secara umum saya dapat katakan ini positif bagi Bali sebagai destinasi wisata dunia. Wisman Timur Tengah, khususnya Arab Saudi yang datang ke Bali menunjukkan tren peningkatan luar biasa," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati kepada Republika.co.id, Jumat (24/2).
Pria yang akrab disapa Cok Ace ini memaparkan tren wisman asal Timur Tengah yang berkunjung ke Bali sangat tinggi, khususnya tiga tahun terakhir. Sepanjang 2015-2016 misalnya terjadi peningkatan hingga 59,3 persen. Wisatawan Arab Saudi sebagai bagian dari negara Timur Tengah meningkat hingga 46,27 persen, dari 7.003 orang menjadi 10.243 orang.
Daya beli atau pengeluaran wisman Timur Tengah, kata Cok Ace masuk dalam kategori menengah ke atas, sekitar 200-300 dolar AS per hari. Angka ini jauh di atas rata-rata pengeluaran wisman 150 dolar AS per hari, juga di atas pengeluaran wisman asal negara-negara Asia, 100 dolar AS per hari.
"Mereka (wisman Timur Tengah) adalah pasar potensial ke depannya," kata Cok Ace.
Bali selama ini mengedepankan budaya dalam paket wisatanya. Cok Ace mengatakan ini menjadi salah satu faktor yang membuat Bali sebelumnya sulit menarik wisman Timur Tengah. Namun, dengan kedatangan Raja Salman, persepsi tersebut tak berlaku lagi.
"Bali bisa dikunjungi siapa saja," katanya.