Kamis 23 Feb 2017 02:27 WIB

Waspadai Peredaran Uang Palsu di Jawa Tengah

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Budi Raharjo
Uang Palsu
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Uang Palsu

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat Kota Semarang perlu mewaspadai peredaran uang palsu pada saat bertransaksi. Sebab peredaran uang palsu di wilayah ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini ditengarai masih marak.

Buktinya, tak kurang dari 30 ribu lembar uang palsu, mulai dari pecahan Rp 1.000 hingga pecahan Rp 100 ribu, beredar di wilayah Kota Semarang. Uang palsu setara nominal Rp 2,4 miliar ini ditemukan saat bertransaksi di perbankan.

Hal ini terungkap saat dilakukan pemusnahan uang palsu limpahan Bank Indonesia, yang dilakukan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah bersama perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, di Semarang, Rabu (22/2). “Puluhan ribu lembar uang palsu ini temuan Bank Indonesia di Semarang, selama tiga tahun terakhir,” ungkap Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Jawa Tengah, Brigjen Pol Indrajit.

Menurutnya, uang palsu yang dimusnahkan ini umumnya ditemukan oleh pihak perbankan saat menerima penyetoran. Selam kurun waktu tiga tahun, akumulasinya mencapai 30 ribu lembar. Masing- masing terdiri atas uang kertas pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu, atau pecahan yang jamak dipalsukan.

Terkait hal ini Polisi mengimbau masyarakat Kota Semarang bahkan Jawa Tengah untuk lebih teliti terhadap kaslian uang kertas. Terutama saat bertransaksi atau pada saat menerima pembayaran tunai. Pastikan uang kertas yang diterima betul- betul asli. “Baik dengan meneliti keaslian secara manual maupun dengan alat pemindai,” ujarnya.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Eko Purwanto menyatakan, seluruh uang palsu yang dimusnahkan ini merupakan jumlah yang di temukan di wilayah Kota Semarang. Sedangkan sepanjang 2016 lalu, pihaknya menemukan sedikitnya 24.800 lembar uang palsu di wilayah kerja Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah. Artinya, di Jawa Tengah ditemukan rata-rata 900 hingga seribu lembar uang palsu per bulan.

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat di Jawa Tengah lebih teliti dalam memeriksa kaslian uang kertas. Terkait hal ini pihaknya juga telah jamak memberikan edukasi dan mensosialisasikan keaslian uang kertas kepada masyarakat.

Tak terkecuali bagi warga Kota Semarang. “Harapannya, masyarakat akan bisa mengenali dan mengidentifikasi keaslian uang kertas yang diterimanya saat bertransaksi,” tambah Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement