REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Seorang pejabat Federal Reserve menyatakan, ekonomi Amerika Serikat (AS) bertumpu pada “sound footing”. Dalam sebuah pidato, ia mengingatkan bank sentral AS untuk memecahkan masalah di luar kendalinya, salah satunya pertumbuhan produktivitas yang rendah.
Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dalam sebuah forum di Singapura, tidak berkomentar khusus mengenai suku bunga. Hanya saja di masa lalu, demi kenaikan suku bunga lebih cepat, pada Senin, (20/2), ia mendesak Fed untuk fokus kembali pada pijakan kebijakan yang lebih normal. Termasuk pemangkasan portofolio obligasi sebesar 4,5 triliun dolar AS.
Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali dalam dua tahun dan diharapkan untuk mengambil langkah pengetatatan tahun ini terhadap tingkat pengangguran 4,8 persen. Kongres pun diharapkan memberikan stimulus fiskal.
Mester menyatakan, ekonomi AS adalah now on sound footing yang tidak memilih kebijakan moneter sampai tahun depan. Ia menambahkan dalam sambutannya, The Fed siap untuk Global Interpendence Center.
Meski begitu ia mengaku meragukan kebijakan moneter dapat ditargetkan untuk memacu pickup yang kuat. “Baik dalam jenis investasi dalam modal manusia maupun modal fisik yang akan meningkatkan pertumbuhan produktivitas,” ujarnya dalam sambutannya, seperti dikutip Reuters, Senin, (20/2).
Sebelumnya The Fed juga berharap ekonomi AS akan tumbuh secara berekelanjutan lebih cepat dari sekitar tingkat dua persennya. Namun tahun pertumbuhan produktivitas justru mengecewakan.
Beralih ke neraca, Fed empat kali berada di tengah krisis keuangan untuk memacu investasi. Mester menegaskan, Bank Sentral diharapkan untuk menumpahkan obligasi berbasi mortgage dan kembali ke portofolio all-Treasuries.
“Kembalinya terutama Treasuries akan memakan waktu, tapi itu akan diterima karena dapat membantu menjaga panggilan masa depan untuk Federal Reserve dalam memasuki ke ranah kebijakan fiskal,” jelas Mester.