REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero menargetkan pertumbuhan investasi sebesar Rp 21 triliun pada 2017. Pertumbuhan investasi tersebut akan difokuskan pada kegiatan konstruksi yang meliputi proyek pembangunan rumah murah sebesar 42 persen, disusul oleh bisnis infrastruktur sebesar 34 persen dan energi 24 persen.
Direktur Utama PT PP Tumiyana mengatakan, Perseroan juga menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 40 triliun di tahun 2017 atau tumbuh sekitar 22,7 persen dari realisasi pencapaian tahun 2016 sebesar Rp 32,6 triliun.
"Sampai dengan pekan ketiga Januari 2017, PT PP telah berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 4,3 triliun atau sekitar 10,7 persen dari target kontrak baru Perseroan," ujarnya, lewat keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (16/2).
Tumiyana menuturkan, PT PP telah menyiapkan PP Urban untuk masuk ke high-rise building precast dengan menjalin kerja sama dengan beberapa pihak eksternal, di antaranya dengan perusahaan konstruksi terkemuka Hanwha Engineering & Construction (Hanwha) asal Korea Selatan. Dengan sistem precast concrete, PP Urban menargetkan pembangunan lebih dari 150 ribu unit perumahan murah dalam waktu lima tahun sebagai bagian dari program Satu Juta Rumah yang digulirkan pemerintah.
Terkait bisnis infrastruktur, Tumiyana menyebut pihaknya saat ini sedang membangun beberapa ruas jalan tol yang tersebar di Sumatera (Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi), Jawa (Jalan Tol Pandaan-Malang, Depok-Antasari, Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan Serang-Patimban), Kalimantan (Jalan Tol Balikpapan-Samarinda) dan Sulawesi (Jalan Tol Manado-Bitung). Di samping itu, Perseroan juga sedang menyelesaikan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara.
"Kami juga akan membidik peluang untuk masuk ke beberapa proyek infrastruktur yang sangat prospektif di Indonesia, salah satunya adalah Metro Kapsul di Bandung, beberapa fasilitas bandara dan pengelolaan sarana air bersih."
Adapun dalam sektor energi, perusahaan milik pemerintah tersebut tengah menggarap sejumlah proyek pembangkit listrik, antara lain PLTU Meulaboh 2x200 megawatt (MW) di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) serta dua proyek energi terbarukan, yaitu PLTA Mini Hydro 10 MW Lau Gunung di Sumatra Utara dan PLT Sampah (PLTSa) Surakarta 10MW di Jawa Tengah yang berpotensi untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar di Indonesia.