REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Bank Exim akan memberikan pendampingan pada Industri Kecil Menengah (IKM) untuk memasuki pasar ekspor. Hal itu merupakan salah satu poin kerja sama antara Bank Exim dengan Direktur Jenderal IKM yang bertujuan untuk meningkatkan volume ekspor.
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Susiwijono Moegiarso memaparkan, pada tahun ini pihaknya akan fokus melakukan penetrasi ke pasar-pasar ekspor non-tradisional yang belum digarap oleh pelaku bisnis. Menurut Susiwijono, tahun ini Bank Exim mendapat Penyertaan Modal Negara (PNM) sebesar Rp 4 triliun khusus untuk membuka akses pasar di negara-negara yang selama ini belum dimasuki pelaku bisnis Tanah Air. Ia menyebut, pasar-pasar non-tradisional yang akan disasar antara lain Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah.
"Kita juga akan bawa IKM sehingga tidak hanya membantu pembiayaan dari sisi produksi saja, tapi juga mencari akses pasarnya," ujar dia, usai acara penandatangan perjanjian kerja sama dengan Ditjen IKM di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (14/2).
Perjanjian kerja sama itu memiliki masa berlaku tiga tahun. Kedua pihak akan bekerja sama mendorong IKM unggulan agar lebih banyak memasuki pasar ekspor. Susiwijono menuturkan, realisasi pembiayaan Bank Exim pada 2016 mencapai Rp 88,4 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 10,5 triliun disalurkan untuk IKM. Pada 2017, Bank Exim menargetkan untuk meningkatkan pembiayaan menjadi Rp 102,6 triliun. Khusus untuk sektor IKM, pembiayaan ditargetkan meningkat 50 persen menjadi Rp 16 triliun.