REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bakal fokus untuk menggenjot industrialisasi demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada 2017. Apalagi, pertumbuhan sektor industri pada 2016 lalu sebesar 4,29 persen, masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, selama dua bulan ke depan pemerintah akan melakukan inventarisasi sumbatan-sumbatan di sektor industri. Salah satu yang sedang digodok oleh pemerintah, lanjut Thomas, adalah pengaturan jual beli limbah industri. Alasannya, dalam kasus tertentu, limbah dari satu industri merupakan bahan baku bagi industri yang lain.
"Hanya saja, sekarang kondisi kita terlalu kaku. Sehingga yang mau buang limbahnya juga susah dan mahal, tapi yang mau beli limbahnya juga ga boleh. Malah terpaksa impor kan. Jadi memang seperti yang Presiden sering katakan, kalau kita mau olah kimia harus detail di lapangan," jelas Thomas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (7/2).
Fokus untuk memperluas industrialisasi juga diyakini berjalan linier dengan terbukanya lapangan kerja. Artinya, bertambahnya lapangan kerja bisa mendorong daya beli masyarakat. Kondisi ini pada akhirnya bisa menjaga laju konsumsi rumah tangga yang pada tahun lalu, dan akan berlanjut di tahun ini, menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
"Jadi mungkin sebulan dua bulan ini kita mau agak fokus ke sektor perindustrian karena seperti yang dibilang, itu yang kita harap untuk ciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan, dan akomodasi investasi," ujar Thomas.