REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Railink Bandara Soekarno-Hatta yang direncanakan akan beroperasi di pertengahan tahun 2017 akan memiliki standar internasional. Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto mengatakan, gambaran dari fasilitas Railink Soekarno-Hatta akan seperti Bandara Kuala Namu, Medan.
"Mengacu pada layanan internasional ya seperti yang bisa dilihat di Kualanamu, kita juga berprinsip seperti itu. kita hanya menjual tiket sesuai dengan tempat duduknya sehingga tidak berdiri," ujarnya saat ditemui di acara pemberian ganti rugi di kantor BPN Kota Tangerang, Jumat (3/2).
Kereta Railink juga dilengkapi dengan pelayanan baggage handling agar penumpang tidak susah membawa barang bawaan yang begitu banyak ke dalam rangakaian. "Kami inginnya penumpang nggak ribet, datang ke stasiun kami bisa baggage handling, check in dan naik kereta kami dan tinggal neteng tas kecil," jelasnya.
Selain itu, kata dia, nantinya stasiun kereta di bandara akan mejadi stasiun sentral dari pergerakan aktivitas turunnya penumpang dari Railink. "Artinya stasiun ini akan terhubung ke semua terminal," jelasnya.
Rencananya, kereta Railink akan menggunakan teknologi mesin bertenaga listrik. Kereta-kereta tersebut, kata dia, sudah dipesan dari Swedia dan akan datang pada awal Maret tahun ini. "Proses pabrikasi Alhamdulillah sampai hari ini nggak ada masalah, nggak ada kendala yang berarti," jelasnya.
Kereta Bandara, kata dia, akan dipersiapkan sekitar 10 trainset dengan masing-masing enam rangakaian kereta. Tiket Railink akan dijual dengan satuan kursi. Heru menargetkan, harga tiket Railink akan berkisar 75 hingga 100 ribu rupiah.