Kamis 02 Feb 2017 17:32 WIB

AS Tahan Suku Bunga, Menkeu Prioritaskan Aktivitas Ekonomi Domestik

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutannya dalam CIMB Niaga Economic Forum 2017 di Jakarta, kamis (26/1).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutannya dalam CIMB Niaga Economic Forum 2017 di Jakarta, kamis (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memilih untuk fokus pada peningkatan aktivitas ekonomi domestik agar bisa bertahan dari ketidakpastian ekonomi global. Apalagi, Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 0,5 hingga 0,75 persen. The Fed memilih untuk menunggu realisasi kebijakan fiskal dan moneter Presiden AS Donald Trump.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah Indonesia pada dasarnya terus memonitor dinamika global secara menyeluruh. Sri mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Bank Indonesia untuk menjaga perekonomian dalam negeri tidak ikut bergejolak meski pasar dunia sedang was-was menunggu apa kebijakan Trump selanjutnya.

Sri menjelaskan, pemerintah tak hanya melihat dinamika politik dan ekonomi di AS, tetapi juga perkembangan yang terjadi di Jepang dan terutama di Cina. Apalagi pertumbuhan ekonomi Cina dianggap memberikan pengaruh kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Jadi kami tidak melihat pernyataan demi pernyataan. Namun, pemerintah fokus seluruh sektor yang ada dalam negeri, kegiatan ekonomi domestik. Termasuk investasi, konsumsi, dan industri dari sisi produksi harus dijaga dari ketidakpastian global," ujar Sri, di Jakarta, Kamis (2/2).

Dalam rapat perdananya setelah Trump bekerja di Gedung Putih, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunganya. Langkah ini diambil setelah pada Desember tahun lalu Bank Sentral AS ini menaikkan suku bunganya untuk yang kedua kalinya dalam 10 tahun terakhir.

Seperti dikutip Reuters, The Fed menilai bahwa kesempatan kerja masih stabil dan laju inflasi bisa terjaga dengan baik. The Fed menargetkan tingkat inflasi di angka 2 persen. Sementara tingkat pengangguran di negeri Paman Sam tersebut tercatat masih terjaga di angka 4,7 persen. Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen juga menyebutkan bahwa dengan perekonomian yang kembali membaik, maka lambatnya kenaikan suku bunga memiliki potensi untuk menahan laju inflasi.

Meski begitu, dengan berakhirnya masa suram industri hulu minyak dan gas bumi, The Fed melihat perhitungan inflasi bisa lebih jelas ke depan. Pekan ini misalnya, Kementerian Perdagangan AS merilis angka inflasi sudah menyentuh 1,7 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement