REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Penutupan runway Bandara Adisutjipto berdampak terhadap lebih dari 100 penerbangan. Direktur Operasional AP I Bandara Adisutjipto, Wendu Asrul Rose menuturkan, kemarin (1/2) malam ada 23 penerbangan yang gagal akibat tergelincirnya Garuda 258 di landasan bandara setempat.
Sementara hari ini ada 82 penerbangan yang terganggu. “Penerbangan yang terdampak macam-macam bentuknya. Ada yang cancel, divert (alih pendaratan), dan return to base (kembali ke landasan semula),” kata Wendu saat ditemui di Bandara Adisutjipto, Kamis (2/2).
Saat ini Bandara Adisutjipto sudah dapat kembali beroperasi. Pasalnya runway lapangan udara yang terletak di Sleman Timur itu sudah dibuka sejak pukul 14.16 WIB. Proses evakuasi sendiri memang berlangsung lebih cepat dari diperkirakan sebelumnya, yakni pukul 15.00 WIB.
Menurut Wendu, hal tersebut bisa terjadi lantaran pihak AP I dan TNI dapat berkoordinasi dengan baik dalam menjalankan proses evakuasi. “Ada lima kekuatan personil yang dikerahkan untuk proses evakuasi. Jadi bisa cepat,” katanya. Antara lain TNI AU, AP I Bandara Adi Sumarno, Bandara Sukarno Hatta Cengkareng, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Ahmad Yani Semarang.
Selain proses evakuasi, AP I Adisutjipto pun melakukan upaya penguraian penumpukan penumpang dengan menyiapkan pengalihan penerbangan ke Bandara Adisumarno Solo. Setidaknya ada lima penerbangan yang dialihkan ke Adisumarno selama kemarin malam. Sedangkan hari ini ada enam penerbangan yang dialihkan ke Adisumarno.
Sementara itu, Indan Kadisops Lanud Adisutjipto, Kolonel Pnb Indan Gilang mengatakan, setelah pengangkatan pesawat ke runway selesai pukul 12.45, tim evakuasi segera memastikan kebersihan landasan. Sehingga pada pukul 14.16 runway sudah dibuka dan pukul 14.55 sudah ada aktivitas penerbangan di bandara setempat.
“Hingga saat ini cuaca masih memenuhi syarat terbang,” katanya. Hal serupa juga disampaikan oleh General Manager Airnav Bandara Adisutjipto, Nono. Menurutnya sampai saat ini pihak Airnav masih melakukan pengecekan cuaca dan jarak pandang.
“Kita masih pantau terus cuaca. Batas minimal visual kan 1.000 meter. Sekarang masih 5.000 meter, jadi masih aman,” ujarnya. Ia mengatakan, semalam ketika Garuda 258 tergelincir pun jarak pandang di Bandara Adisutjipto masih aman, yakni 2.000 meter. Sehingga secara visiblity tidak ada masalah penerbangan.
General Manager Garuda Indonesia Yogyakarta, Supriyanto menuturkan, sejak runway Adisutjipto ditutup, pihaknya telah mengalihkan penerbangan ke Solo. Adapun penumpang yang sudah terlanjur sampai ke Bandara Adisutjipto diangkut menggunakan bus yang telah disediakan AP I.
Setelah dibuka kembali, penerbangan Garuda dari Bandara Adisutjipto mulai buka pada pukul 16.00. "Kami minta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Sampai mengakibatkan Bandara Adisutjipto ditutup," katanya.