Jumat 20 Jan 2017 03:11 WIB

Credit Suisse Setuju Membayar Denda 5,3 Miliar Dolar AS

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Credit Suisse
Foto: forbes.com
Credit Suisse

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Credit Suisse secara resmi telah setuju membayar 5,3 miliar dolar AS kepada Amerika Serikat (AS). Hal itu untuk menyelesaikan klaim yang menyesatkan investor di sekuritas berbasis perumahan mortgage yang dijual berjangka pada krisis keuangan 2008 lalu.

Departemen Kehakiman AS pada Rabu, (18/1) mengumumkan, sebagai bagian dari penyelesaian, Credit Suisse mengakui bahwa pinjaman rumah itu dikumpulkan, namun tidak memenuhi pedoman underwriting. Beberapa karyawannya menjelaskan kasus itu sebagai ‘omong kosong’ atau ‘sampah lengkap’.

“Bank mengakui, bahwa ia menawarkan investasi yang cenderung gagal,” ujar Kepala Asosiasi Jaksa Agung Bill Baer, seperti dilansir reuters, Kamis, (19/1).

Departemen Kehakiman pun menyatakan, Credit Suisse juga akan membayar denda sebesar 2,48 miliar dolar AS serta menyediakan 2,8 miliar pada bantuan konsumen. Hal itu termasuk penghapusan utang, serta pembiayaan untuk perumahan terjangkau.

Pada 23 Desember lalu, Credit Suisse mengumumkan kesepakatan prinsip. Mereka senang karena telah mencapai penyelesaian damai.

Meski bank yang berbasis di Zurich tersebut sudah berupaya menyelesaikan masalah itu, namun jumlah hukuman AS bisa naik sebab bank masih membela diri terhadap tuntutan hukum oleh pengacara umum New York dan New Jersey atas klaim serupa yang membuat investor rugi miliaran dolar.

Saham Credit Suisse sendiri di bursa saham Swiss menurun, ditutup dengan 2,5 persen pada 15,28 franc Swiss. Penurunan tersebut cukup curam dibandingkan perbankan lainnya di Eropa.

Kesepakatan itu sendiri diumumkan sehari setelah Deutsche Bank secara resmi setuju membayar 7,2 miliar dolar AS demi menyelesaikan penjualan sekuritas hipotek beracun. Penyelesaian tersebut dibagi pula antara tunai serta bantuan konsumen.

AS menggugat Barclays dan dua mantan eksekutif pada 22 Desember atas klaim serupa. Barclays menyatakan, pihaknya akan ‘penuh semangat’ dalam membela kasus ini.

Pemukiman dan gugatan berasal dari sebuah prakarsa yang diluncurkan pada 2012 oleh Presiden AS Barack Obama untuk menahan Wall Street. Sayangnya, penjualan surat berharga yang dilakukan justru memicu krisis ekonomi terburuk sejak terjadi Great Depression.

Bank utama AS, termasuk JPMorgan Chase & Co serta Bank of America Corp juga telah membayar 46 miliar dolar AS untuk mengatasi masalah serupa yang membuat kualitas kredit yang dikumpulkan dijual kepada beberapa peminjam yang tidak mampu membayar. Sedangkan penyelesaian Credit Suisse mungkin akan menjadi kasus terakhid di bawah pemerintahan Obama. Beberapa bank lain yang tengah dalam penyelidikan di antaranya Royal Bank of Scotland, Wells Fargo & Co, UBS Group AG, dan HSBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement