Rabu 18 Jan 2017 16:19 WIB

GPMT: Serapan Jagung Lokal Meningkat

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen jagung, di Desa Montok, Larangan, Pamekasan, Jatim.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani memanen jagung, di Desa Montok, Larangan, Pamekasan, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan adanya peningkatan serapan jagung lokal tahun ini. Ia menjelaskan, tahun lalu serapan jagung sebrsar 7,8 juta ton atau 650 ribu ton per bulan.

"Sekarang 700 ribu ton," katanya kepada wartawan saat ditemui di Gedung Kementerian Pertanian, Rabu (18/1).

Tahun ini diprediksi produksi jagung lokal mengalami peningkatan sebesar 12 juta ton hingga tiga bulan ke depan. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya penambahan areal luas tanam oleh pemerintah pada 2016 lalu. 

Ia mengatakan pihaknya tidak ingin dibilang tidak bisa menyerap jagung lokal sehingga menjatuhkan harga komoditas tersebut. Pihaknya pun membangun gudang, pengering dan silo untuk memaksimalkan penyerapan jagung. 

Silo biasa digunakan di bidang pertanian sebagai penyimpan biji-bijian hasil pertanian dan pakan ternak. "Kita harap kapasitas simpan kita hanya dua bulan," ujar dia. 

Ia menambahkan, Bulog sebagai bagian pemerintah  mampu berperan sebagai stabilisator dengan menjadi buffer stock atau pasokan penyangga nasional. "Bulog katanya lagi menyiapkan infrastruktur," ujar dia.

Menurutnya jika produksi jagung mampu bertahan memenuhi kebutuhan pihaknya, impor kembali akan bisa ditekan tahun ini termasuk impor jagung. "Kalau jagungnya cukup tidak perlu impor gandum," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement