REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JP Morgan memutuskan untuk menaikkan kembali rating pasar saham Indonesia ke posisi Netral. Dalam risetnya, JP Morgan menaikkan rekomendasi pada pasar saham Indonesia menjadi netral dari downgrade taktis pada dua bulan lalu, karena pembayaran dan volatilitas risiko obligasi telah hilang.
Sikap JP Morgan yang tidak konsisten ini, dinilai tidak akan memberikan pengaruh signifikan ke pelaku pasar. Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, hasil riset JP Morgan bukan menjadi patokan pelaku pasar. Pelaku pasar lebih menunggu riset dari lembaga rating seperti Fitch, Moody's, maupun S&P.
"Ini cuma data pendukung. Kalaupun ada pengaruhnya, tapi tidak akan signifikan ke pasar," ujar Reza pada Republika.co.id, Senin (16/1) malam.
Sementara itu, Kepala Ekonom SIGC, Eric Sugandi mengatakan, hasil riset JP Morgan yang baru ini tidak akan berpengaruh ke pasar karena pelaku pasar hanya melihat ini sebagai upaya JP Morgan memulihkan hubungan dengan pemerintah.
"Kalaupun ada, pengaruhnya tidak banyak. Pergerakan pasar lebih akan dipengaruhi isu lainnya, misalnya ekspektasi terhadap Trump," ujar Eric.
Sentimen global dari AS dan Inggris terkait Brexit mendorong nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah karena dolar AS menguat.
Menurut Eric, terdapat ekspektasi ekonomi AS bisa lebih baik di bawah Trump, terutama untuk korporasi. Untuk beberapa hari ke depan tekanan dari AS kuat, kata Eric, walau bisa saja rupiah menguat tipis.
Namun ia lebih melihat tekanan pelemahan untuk beberapa hari ke depan. "Rupiah diperkirakan melemah di kisaran Rp 13.300- Rp 13.500 (terhadap dolar AS) menjelang dan sesaat sesudah trump dilantik dan bentuk kabinet," katanya.