Ahad 18 Jul 2021 14:06 WIB

OJK: Pelaku Pasar Modal Cukup Siap Hadapi Dampak Pandemi

Terbukti saat ini IHSG mencoba bertahan di level 6.000. 

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen. OJK menyatakan, pelaku pasar modal lebih siap menghadapi dampak pandemi yang dinamis.
Foto: Ojk
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen. OJK menyatakan, pelaku pasar modal lebih siap menghadapi dampak pandemi yang dinamis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar modal Indonesia telah lebih siap merespons dampak Covid-19. OJK mengakui, sejak 2020 kinerja pasar modal, baik global maupun nasional, masih sangat dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. 

"Namun saat ini saya melihat pelaku pasar cukup siap dalam merespons berbagai dampak pandemi yang bergerak cukup dinamis," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, saat menghadiri diskusi virtual pekan ini. 

Baca Juga

Meski sempat turun tajam, Hoesen mengatakan, pergerakan pasar saham masih dalam batas wajar seiring dengan sikap kehati-harian pelaku pasar. Sehingga hal tersebut tidak menimbulkan gejolak volatilitas. 

Menurut Hoesen, saat ini pelaku pasar lebih siap dibandingkan saat menghadapi krisis pada 1998 lalu. Terbukti saat ini pasar masih bergerak sideways dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencoba bertahan di level 6.000. 

"Kondisi pasar ini terjadi seiring dengan pemulihan ekonomi nasional serta perkembangan pelaksanaan vaksin Covid-19," kata Hoesen menerangkan.

Sepanjang 2021, Hoesen menjelaskan, OJK telah mengeluarkan pernyataan efektif atau pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 84 emisi. Pernyataan efektif tersebut terdiri 23 penawaran umum saham, 16 penawaran umum terbatas atau rights issue, dan 45 penawaran umum efek bersifat utang atau sukuk dengan total nilai penawaran umum Rp 92,7 triliun. 

Dari sisi permintaan juga terdapat peningkatan investor yang cukup signifikan. Per 23 juni 202, jumlah Single Investor Identification (SID) atau identitas tunggal investor sudah menembus angka 5,6 juta atau naik 44,2 persen dibanding per 30 desember 2020 yang tercatat 3,88 juta. 

Hoesen mengatakan, berbagai perkembangan tersebut memberikan dorongan positif bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Hoesen optimistis industri pasar modal dapat melalui berbagai tantangan di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement