Jumat 13 Jan 2017 17:59 WIB

Mentan Minta Kenaikan Harga Cabai tak Jadi Polemik

Rep: Lintar Satria/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Menteri Pertanian Amran Sulaiman

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan tak perlu meributkan kenaikan harga cabai. Terlebih hanya satu sub-cabai, kata Amran, yakni cabai rawit yang harganya naik. Amran mengatakan harga beberapa jenis cabai lainnya seperti cabai besar, cabai keriting dan cabai-cabai lainnya masih terkendali.

Amran mengatakan kenaikan harga cabai rawit disebabkan La Nina. Tapi hal tersebut tidak perlu menjadi polemik nasional. Sebab, kata Amran, cabai bukan makanan pokok dan strategis. "Tidak bersyukur ada tiga belas komoditas strategis yang naik, ini cuma satu itu, cabai, ampun kita," kata Amran saat Rapat Koordinasi Pangan di Hotel Clarion, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (13/1/).

Amran mengatakan pemerintah Indonesia menyelamatkan devisa Rp 10 triliun setelah menekan impor jagung sebanyak 66 persen dalam dua tahun. "Impor sudah turun 66 petsen menjadi 900.000 ton. Sebelumnya, Indonesia masih mengimpor 3,6 juta ton jagung," uja Amran.

Ia menyayangkan keberhasilan tersebut ditutup oleh isu cabai. Amran bercerita ada seorang pengamat yang tidak bisa membedakan pangan dengan cabai. "Apa nggak bisa bedakan pangan dengan cabai. Cabai dengan pangan itu perbedaan (jauhnya) seperti Aceh dengan Irian. Pangan itu yang sifatnya strategis seperti padi, jagung itu juga pokok," katanya.

Karena bukan komoditas strategis, menurut Amran, persoalan ini tidak perlu dibesarkan. "Enggak ada orang masuk rumah sakit karena enggak makan cabai. Kalau beras 3 hari enggak makan, saya tunggu di rumah sakit dan pasti di ICU tempatnya. Ini enggak berimbang informasinya," kata Amran.

Amran memastikan hanya cabai rawit saja yang naik, sedangkan cabai keriting dan cabai besar harganya jatuh. "Tapi rawit naik beritanya digoreng dua minggu. Harus berpikir positif sayangi negeri ini, jangan diputar-putar terus beritanya. Ada beritanya rawit di Balikpapan Rp 200 ribu per kg, saya telepon orang bagian pangan di sana hanya Rp 40 ribu per kg kok," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut Amran juga memaparkan target dan strategi pemerintah meningkatkan produktivitas pertanian. Amran mengatakan pemerintah terus menggenjot produktivitas berbagai komoditas strategis. Setelah beras tidak impor, kata Amran, tahun depan jagung ditargetkan untuk tidak impor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement