Kamis 12 Jan 2017 05:19 WIB

Rehabilitasi Hulu Cimanuk dan Citarum Dimulai April

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Budi Raharjo
 Ktinggian Sungai Citarum dengan jalan dan pemukiman sudah sama di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Senin (31/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ktinggian Sungai Citarum dengan jalan dan pemukiman sudah sama di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Senin (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Susatijo mengatakan akan segera memulai program rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk hulu dan Citarum hulu. Dengan dibentuknya tim RHL yang diketuai langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Budi mengatakan pada program ini akan dilakukan RHL akan diawali dengan pembibitan yang akan dimulai pada April. Menunggu musim kemarau agar dapat tumbuh dengan baik.

"Teknis bisa mulai April saat kemarau bisa pembibitan, bikin sumur resapan hingga pemberdayaan kelompok," kata Budi selaku ketua harian tim RHL usai menggelar rapat koordinasi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (11/1).

Penanaman benih pohon dikatakan Budi akan dilakukan pada kawasan seluas 28 ribu hektare.  Penanaman akan dimulai pada saat musim hujan sekitar September atau Oktober. "Kita akan tabur benih dari udara. Penanaman tunggu hujan mulai Oktober yang untuk tanam," ujarnya.

Meski demikian, ia menyebut proses dimulai sejak awal tahun ini. Diawali dengan proses penganggaran melalui DIPA serta sosialisasi.  Ia menyebutkan dalam program ini didukung anggaran dari pemerintah pusat. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 257 miliar untuk dua kawasan DAS.

Meski demikian, pemprov juga memiliki anggaran untuk penanganan lahan kritis lainnya di Jawa Barat. Dinas Kehutanan menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp 13 miliar untuk tahun 2017. "Rp 13 miliar di APBD untuk penanganan lahan kritis se-Jawa Barat. Untuk dua DAS ini (Citarum dan Cimanuk) kecil sekitar Rp 300 juta tapi kan ada APBN karenanya jangan over lap di sini saja," tuturnya.

Diharapkan dengan kolaborasi ini maka penanganan lahan kritis dapat tertangani dengan segera. Sehingga kelestarian lingkungan dapat terus terjaga untuk mencegah bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement