Rabu 11 Jan 2017 07:31 WIB

DPR: Pemerintah Belum Miliki Cara Jitu Atasi Lonjakan Harga Pangan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
 Pedagang meracik bumbu masakan jadi berbahan baku cabai di Pasar Senen, Jakarta, Ahad (8/1).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang meracik bumbu masakan jadi berbahan baku cabai di Pasar Senen, Jakarta, Ahad (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai belum memiliki cara jitu untuk mengatasi lonjakan harga pangan di Tanah Air. Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam melihat belum ada kebijakan komprehensif dan berkelanjutan dalam menanggulangi melonjaknya harga pangan yang terus berulang.

 

Ecky menyebut kebijakan pemerintah saat ini masih bersifat reaktif dan belum secara sungguh-sungguh mendesain kebijakan yang menyentuh secara tepat akar persoalan. Menurut dia, lonjakan harga pangan setiap tahun yang terus berulang, harusnya didekati dengan manajemen peningkatan produksi dan manajemen pasokan yang baik.

Untuk komoditas musiman, seringkali harga jatuh saat panen berlimpah dan harga membumbung saat panen terbatas. "Ini harusnya bisa diselesaikan jika ada kebijakan manajemen pasokan yang baik. Kita belum melihat ini, padahal negara-negara lain sudah jalan,” ujar Ecky, semalam.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, harga cabai yang melambung beberapa pekan terakhir di sejumlah pasar di tanah air telah dikeluhkan masyarakat luas. Fluktuasi harga ini, kata Ecky, sebenarnya sudah menjadi masalah klasik di Tanah Air.

Persoalan fluktuasi harga pun tidak hanya membelit komoditas cabai merah. Fluktuasi harga yang cukup tinggi pernah terjadi pada komoditas lain seperti bawang, beras hingga daging sapi. Kondisi ini sekali lagi membuktikan pemerintah belum memiliki solusi tepat mengatasi problem harga pangan, utamanya hortikultura.

 

Dia mengatakan kondisi ini harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah karena potensial terjadi pada komoditas kebutuhan pokok rakyat yang lainnya.

Baca juga,  Harga Cabai di Sleman Tembus Rp 100 Ribu.

Padahal, kata Ecky, dengan manajemen data komoditas valid serta manajemen pasokan yang baik hal seperti ini mudah diatasi. "Prinsipnya harus ada peningkatan produksi, ketersediaan data yang akurat dan manajemen stock. Kalau ada yang tidak berjalan tentu akan berulang kembali, termasuk untuk komoditas yang lain,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement