REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pemimpin Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Samadikun mengatakan, ada sekitar sembilan hingga 11 pabrik gula milik negara yang akan ditutup. Di Yogyakarta, kata dia, ada petani dengan lahan tebu 150 ribu hektare belum tertebang tapi pabrik tutup.
Hal sama juga terjadi di Malang dan Cirebon. "Ini harusnya didahului bangun pabrik baru dulu," katanya, Senin (9/1).
Pada tahun lalu, banyak hasil kebun petani yang belum bisa disetor ke pabrik. Tahun ini pun dengan ditutupnya banyak pabrik tersebut, tebu petani dikhawatirkan tidak akan terserap pabrik lagi.
Ia melanjutkan, alasan penutupan karena tidak efisien. Meski ketidakefisienan tersebut diakuinya belum tentu salah pabrik melainkan manajemen.
"Apa susahnya pemerintah keluarkan dana Rp 1,5 triliun berdirikan pabrik gula baru," katanya. Setelah itu, pemerintah baru kemudian menutup pabrik yang tidak efisien.