Selasa 10 Jan 2017 06:27 WIB

Ikatan Istri Partai Golkar Dorong Ibu-Ibu Tanam Cabai

Rep: Dyah Ratna Meta/ Red: Indira Rezkisari
Petani memanen cabai rawit di area persawahan Desa Pamenang, Kediri, Jawa Timur, Senin (9/1).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petani memanen cabai rawit di area persawahan Desa Pamenang, Kediri, Jawa Timur, Senin (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai rawit kembali meroket. Di beberapa daerah, harga cabai rawit naik hampir 50 persen dari harga semula. Di Solo harga cabai rawit sempat menembus Rp 100 ribu per kg, di Malang Rp 87.500 per kg.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai yang meroket, Menteri Pertanian telah mencanangkan Gerakan Nasional Penanaman 50 Juta Pohon Cabai di pekarangan yang dipusatkan di Lapangan Tembak Divisi Infantri I Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat. Gerakan tersebut, sebagai upaya pemerintah untuk menggalakkan masyarakat menanam cabai sehingga saat harga cabai naik tidak perlu khawatir.

Ketua Umum Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Deisti Novanto mengatakan, ibu-ibu tak perlu panik dengan kenaikan harga cabai. "Sebaiknya para ibu segera melakukan apa yang diprogramkan pemerintah melalui gerakan menanam 50 juta pohon cabai di pekarangan," katanya.

Partai Golkar dan Ikatan Istri Partai Golkar mempunyai perhatian yang tinggi terhadap kebutuhan sembako termasuk cabai. Rumah Pangan Golkar (RPG) adalah salah satu bukti bahwa IIPG dan Golkar memperhatikan perlunya ada sembako murah.

Komitmen Rumah Pangan Golkar, ujar Deisti, dalam memberikan layanan kepada masyarakat kurang mampu di sekitar kantor-kantor Golkar, baik di DPP dan DPD-DPD di seluruh Indonesia  dibuktikan dengan menyediakan sembako murah termasuk cabai yang kini sedang meroket harganya.

“Sambil mulai menanam cabai di pekarangan, bagi ibu-ibu di sekitar lokasi Kantor Golkar di Banten, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kota Bogor dapat berbelanja cabai dan  komoditas lainnya di RPG, tentunya dengan harga yang murah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement