Ahad 08 Jan 2017 21:01 WIB

Penerbitan Sukuk Diprediksi Terus Meningkat

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Sukuk, ilustrasi
Foto: islamic-finance.ru
Sukuk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren penerbitan sukuk dinilai akan terus meningkat. Porsi sukuk yang diterbitkan pemerintah saat ini telah mencapai 15 persen.

Ekonomi Syariah SEBI School of Islamic Economics, Aziz Setiawan menjelaskan, dari realisasi pembiayaan apbn 2015 dan 2016 lalu terlihat bahwa target penerbitan sukuk selalu dinaikkan dari rencana awal karena serapan investor yang bagus.

"Kita lihat porsi sukuk saat ini sudah 15 persen dari SBN yang diterbitkan pemerintah. Jadi terlihat bahwa sukuk telah jadi alternatif baru dan diversifikasi pembiayaan untuk menutup defisit APBN yang potensial," ujar Aziz pada Republika.co.id, Ahad (8/1).

Untuk itu, menurut Aziz, tantangan lanjutannya adalah bagaimana sukuk tidak hanya untuk menambal defisit, tapi juga mendorong disiplin fiskal dan APBN yang produktif.

Kementerian Keuangan akan melelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), empat di antaranya sukuk proyek. Sukuk proyek terus didorong pemerintah, kata Aziz, karena proyek pembangunannya jelas dan dampak ekonominya lebih besar ke hal yang produktif. "Sukuk proyek kita harapkan memiliki peran untuk dorong disiplin fiskal, dan mengakselerasi infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi lebih baik," ujar Aziz.

Dengan porsi pembangunan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang lebih masif, kata Aziz, tentu akan menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi dan memberikan multiplier effect ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan.

Ia menilai, ke depan peran sukuk akan semakin signifikan, terlebih pemerintah juga sudah mencanangkan ingin menjadikan Jakarta Islamic Financial Center dengan prasyaratnya pemerintah harus menjadikan market keuangan dan instrumen syariah semakin besar dan memimpin secara global.

Selain itu, secara kebutuhan fiskal pemerintah juga besar, di mana defisit APBN 2017 lebih dari Rp 300 triliun dan proyek-proyek pembangunan yang banyak, sehingga melihat potensi sukuk dan investornya yang juga besar. "Di sisi lain sukuk proyek juga memberi manfaat sebagai diversifikasi pembiayaan dan pendanaan yang diharapkan lebih stabil, juga karena investornya cenderung tidak spekulatif secara normatif," kata Aziz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement