Senin 19 Dec 2016 12:33 WIB

Darmin: Harga Pangan Jadi Kunci Pengendalian Inflasi 2017

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan laju inflasi di tahun 2017 mendatang tidak melebihi 4 persen. Namun, target ini dibayangi oleh tantangan internal dan eksternal di tahun depan termasuk potensi kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan kenaikan harga minyak dunia yang ikut memengaruhi harga BBM di dalam negeri. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, dari tiga kelompok barang; yakni harga pangan, adiministered prices, dan inflasi inti; harga pangan menjadi kunci pengendalian inflasi di tahun depan. Ia melanjutkan, dilihat dari kelompok adminsitered prices atau harga-harga yang ditentukan pemerintah, ada jaminan dari pemerintah untuk menjaga laju kenaikan harga tetap memperhatikan potensi inflasi.

 

"Artinya kita ingin tahun depan, kalaupun harga TDL akan naik, mungkin BBM juga akan tekanannya agak tinggi, kita ingin inflasi tidka melampaui 4 persen. Itu artinya pangan harus dijaga," kata Darmin, Senin (19/12). 

Mengenai langkah-langkah preventif pemerintah untuk mengendalikan harga pangan, Darmin menyebutkan bahwa pemerintah masih mencoba menggali data pangan yang ada. Hanya saja, ia memastikan bahwa pemerintah saat ini lebih siap dibandingkan tahun lalu. Darmin menilai bahwa meski masih diliputan ketidakpastian, namun peta tantangan tahun depan sudah terlihat. 

"Dibanding dengan setahun yang lalu yang menduga-duga, berdebat soal angka, sekarang perdebatannya sudah makin reda karena kita semakin sepakat bahwa sitausinya sebenarnya begini. Sehingga kebijakannya juga menjadi lebih mudah diputuskan," katanya. 

Selain itu, Darmin juga menjelaskan dari segi eksternal Indonesia sudah mulai terbiasa dengan ekonomi global yang menunjukkan sesuatu kondisi normalisasi baru. Dalam situasi perlambatan yang sudah berlangsung beberapa tahun ini, lembaga dunia selalu merevisi proyeksinya terhadap ekonomi global.

Ia menyebutkan, yang paling terlihat jelas adalah prediksi berbagai lembaga dunia yang menunjukkan prospek ekonomi dunia itu semakin lama makin turun. Darmin menekankan, bahwa yang perlu dicermati sekarang ini bukan lagi bagaimana AS, Eropa, Cina. Namun yang mungkin bisa jadi catatan, adalah ternyata India merupakan yang paling tidak terpengaruh perlambatan global ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement