REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Dr Rokhmin Dahuri berharap kehidupan nelayan Indonesia bisa lebih sejahtera. ''Saya berharap pendapatan minimal para nelayan di Indonesia rata-rata per bulannya Rp 4 juta,'' ungkap Rokhmin Dahuri dalam seminar 'Peluang dan Potensi Kemaritiman di kawasan Samudera Hindia' di Padang, Sumatra Barat, Senin (5/12).
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini kemudian mengungkaphan hitungan pendapatan nelayan tersebut berdasarkan hitungan dari Bank Dunia yang menyebutkan bahwa menurut Bank Dunia orang itu sejahtera(tidak miskin lagi), apabila pengeluaran hidupnya dalam sehari lebih besar dari dua dolar AS.
''Berarti dalam sebulan 60 dolar AS per orang. Sedangkan rata-rata jumlah anggota keluarga nelayan terdiri dari lima orang (satu ayah, satu ibu dan tiga anak) dan yang bekerja hanya sang ayah, maka dibutuhkan 300 dolar AS atau sekitar Rp 4 juta,'' jelasnya.
Menurut Rokhmin Dahuri, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang 3/4 wilayahnya berupa laut, sektor-sektor ekonomi kelautan sejatinya memiliki potensi yang luar biasa besarnya untuk mampu meningkatkan daya saing, pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan dan energi menuju adil makmur dan bermartabat.
Menurut Rokhmin, salah satu laut Indonesia yang memiliki potensi pembangunan yang sangat luar biasa dan sampai sekarang belum dimanfaatkan secara optimal, adalah wilayah perairan laut teritorialn dan laut lepas Samudera Hindia.
Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia ini menjelaskan, ada 11 sektor ekonomi kelautan: perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengelolaan hasil perikanan, industri geoteknologi, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, perhubungan laut, industri dan jasa maritim, sumberdaya wilayah pulau kecil, coastal forestry (hutan mangrove) serta non-conventional resources.
Rokhmin menyebutkan, total potensi 11 sektor ekonomi kelautan Indonesia mencapai 1,33 triliun dolar AS atau tujuh kali lipat APBN 2016. Ia juga menyebutkan, angkatan kerja dari 11 sektor ekonomi kelautan ini bisa menarik 45 juta orang atau sekitar 40 persen total angkatan kerja Indonesia. ''Jadi, sektor ekonomi kelautan bukan hanya perikanan tangkap,'' kata Rokhmin Dahuri menjelaskan.
Di tempat yang sama, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno ketika membuka seminar nasional 'Peluang dan Potensi Kemaritiman di Kawasan Samudera Hindia' mengajak pejabat di lingkungan Kementrian Kelautan dan Perikanan, termasuk jajaran Dinas Kelautan dan Perikanan serta masyarakat untuk memaksimalkan potensi laut yang ada di wilayah Sumatera Barat.
''Sumatera Barat memiliki tujuh kota dan kabupaten yang memiliki laut yang sangat potensial. Sampai saat ini belum mampu dimaksimalkan potensi laut bagi kesejahteraan masyarakat,'' ungkap Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno ketika membuka seminar nasional 'Peluang dan Potensi Kemaritiman di Kawasan Samudera Hindia' di Padang, Sumatera Barat, Senin (5/12).
Irwan pun kemudian mengungkapkan beberapa alasan kenapa potensi laut belum dimanfaatkan secara maksimal. Beberapa faktor itu, kata Irwan Prayitno, soal infrastruktur, pelabuhan serta sumber daya manusia.
''Untuk memaksimalkan potensi laut agar menjadi sumber kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat, tidak bisa hanya disandarkan pada nelayan, tapi harus dikerjakan oleh berbagai pihak termasuk pejabat di lingkungan Kelautan dan Perikanan,'' ungkap Irwan Prayitno.
Irwan mengungkapkan, seharusnya masyarakat Indonesia mensyukuri alam yang sangat bersahabat untuk memanfaatkan potensi laut yang sangat besar. Karena, selama 12 bulan dalam setahun, kita bisa turun ke laut tanpa ada hambatan.
''Bandingkan dengan suasana alam di Norwegia, yang dekat dengan Kutub Utara. Dalam setahun, mereka paling bisa bekerja selama enam bulan, karena faktor cuaca. Tapi, produksi ikan Norwegia sangat hebat dan benar-benar memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya,'' papar Irwan Prayitno.
Lebih dari itu, sambung Irwan, semua ikan yang hidup di laut itu anugerah Allah SWT. ''Kita tidak pernah menanam dan memberinya makan. Ikan-ikan itu hidup sendiri dan berkembang sendiri, kita tinggal menangkapnya. Jadi harus kita syukuri keberkahan ini dan lebih bersemangat untuk memaksimalkan potensi laut,'' ujarnya penuh harap.
Hadir sebagai narasumber pada seminar 'Peluang dan Potensi Kemaritiman di Kawasan Samudera Hindia' yang berlangsung selama sehari itu, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Dr Rokhmin Dahuri dan CEO Aqua Optima Borge Soraas dari Norwegia.