REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokow Widodo menyebut bahwa Indonesia masih lebih diminati investor dibandingkan sejumlah negara lain yang memiliki pertumbuhan perekonomian lebih tinggi seperti Cina atau India. Pertumbuhan yang lebih riil di Indonesia membuat investor tertarik untuk berinvestasi.
"Kualitas perekonomian kita lebih konkrit, lebih riil, walaupun pertumbuhan ekonominya dikit," ujar Jokowi dalam Rapimnas Kadin di Jakarta, Kamis (1/12).
Menurutnya, meski pertumbuhan ekonomi belum tumbuh optimal, tapi gini ratio Indonesia semakin kecil. Selain itu tingkat pengangguran dan kemiskinan juga semakin turun.
Perbaikan tiga hal ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan perekonomian sebenarnya bukan hanya di sektor pertumbuhan ekonomi. Namun, perbaikan di gini ratio, pengangguran, dan kemiskinan menjadi persoalan yang lebih krusial.
"Jadi pertumbuhan ekonomi ini memperlihatkan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang saja," ungkap Jokowi.
Tingginya minat investasi, lanjut Jokowi, terlihat dalam sejumlah pertemuan CEO internasional semisal dalam acara Forbes, beberapa waktu lalu. Dalam acara ini terdapat banyak petinggi perusahaan dan investor yang datang dan berbincang mengenai perekonomian Indonesia. Keberadaan mereka mengartikan bahwa kepercayaan investor pada Indonesia masih tinggi.
Selain itu, hari kemarin Jokowi telah bertemu dengan sejumlah investor dari Taiwan. Pertemuan kedua kali ini memberikan sinyal positif bahwa para investor Taiwan terlah berniat untuk masuk ke Indonesia.
"Dulu waktu pertama kali bertemu feelling bisnis saya mengatakan 'Oh ini baru minat', kemudian pas bertemu kedua kalinya mereka sudah 'Niat'," kata dia.