REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian melancarkan sejumlah program penguatan dan pembinaan untuk para pelaku industri usaha kecil dan menengah (IKM) di Indonesia. Salah satunya dengan membangun aplikasi e-Smart.
Aplikasi ini nantinya akan membangun database yang lebih valid disertai pelatihan pemasaran serta integrasi IKM dengan marketplace secara digital. Direktur Jendetal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan dalam meningkatkan aktivitas ekonomi di sektor IKM dibutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah pusat dan daerah.
Hal ini mengingat database IKM masih belum terpusat sehingga menyulitkan koordinasi dalam hal pelatihan dan pemasaran. Hal itu disampaikan Gati ketika memberikan sosialisasi e-smart di Bali Creative Industry Center (BCIC) di Denpasar, Rabu (30/11).
"Kemenperin akan memfasilitasi pelaku IKM dalam kaitannya dengan peningkatan kapasitas dan akses terhadap marketplace yang sudah mapan. Melalui aplikasi e-smart ini arahnya adalah memastikan IKM kita mampu kompetitif dan mengakses pasar yang lebih luas. Di era digital begini, jangan sampai IKM kita hanya jadi penonton. Sementara, barang-barang buatan luar terus membanjiri pasar kita", ujar Gati.
Gati menjelaskan tahun 2017 nanti pihaknya akan membentuk pilot project e-smart yang tersebar di enam kota, antara lain Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut, untuk makanan ringan; Provinsi Lampung untuk Kopi; Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur untuk sepatu; Provinsi Bali untuk perhiasan dan kerajinan kayu; Solo, Jawa Tengah, untuk mebel, dan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk anyaman.
“Kemenperin secara khusus akan fokus pada penguatan dan pemberdayaan IKM dalam upaya memenuhi kebutuhan aktivitas ekonomi nasional secara lebih mandiri,” pungkasnya.