Selasa 29 Nov 2016 07:35 WIB

Dolar AS Anjlok Setelah Menguat Tajam Pasca-Kemenangan Trump

Red: Nur Aini
 Pekerja sedang menghitung mata uang dolar di money change. ilustrasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang menghitung mata uang dolar di money change. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Kurs dolar AS diperdagangkan lebih rendah pada Senin (28/11), setelah menguat tajam pasca-kemenangan Donald Trumps dalam pemilihan presiden negara tersebut.

Indeks dolar, kurs greenback terhadap enam mata uang utama, telah menguat lebih dari empat persen sejak Trump terpilih awal bulan ini. Kondisi itu terjadi karena investor berharap pemerintahan Trump akan menerapkan kebijakan stimulus ekonomi yang meningkatkan inflasi dan kenaikan suku bunga.

Indeks dolar AS kemudian tergelincir pada Jumat (25/11) setelah mencapai tingkat tertinggi dalam 14 tahun di 102,05 pada Kamis (24/11). Penurunan lebih lanjut terjadi menjadi 101,320 pada akhir perdagangan Senin.

Para analis mengatakan bahwa penurunan dolar AS adalah sederhada hanya karena aksi ambil untung investor dari kenaikan baru-baru ini, dan bahwa greenback masih di jalur untuk kenaikan ke posisi terkuatnya dalam dua bulan sejak awal 2015.

Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,0598 dolar AS dari 1,0599 dolar AS, dan pound Inggris merosot menjadi 1,2421 dolar AS dari 1,2456 dolar AS. Dolar Australia naik menjadi 0,7479 dolar AS dari 0,7434 dolar AS.

Dolar AS turun menjadi 112,22 yen Jepang, dari 112,92 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS turun tipis menjadi 1,0139 franc Swiss dari 1,0141 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3420 dolar Kanada dari 1,3526 dolar Kanada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement