Senin 28 Nov 2016 06:17 WIB

Kemenkeu: Penerbitan SBN Semester I-2017 Ditargetkan Rp 597 Triliun

Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan memastikan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) pada 2017 sebanyak 60 persen dari target gross akan dilakukan pada semester I.

"Penerbitan SBN pada semester satu 2017 ditargetkan sebesar 60 persen dari target gross," kata Robert, dalam acara pelatihan wartawan di Sentul, Bogor, Ahad (27/11).

Dalam APBN 2017, target indikatif gross penerbitan melalui SBN diperkirakan mencapai Rp 597 triliun dengan rincian untuk SBN neto Rp 399,9 triliun, jatuh tempo 2017 Rp 164 triliun, SBN cash management Rp 30 triliun, dan rencana buyback Rp 3 triliun.

Robert menambahkan komposisi penerbitan tersebut mencakup Rp 477,3 triliun atau 80 persen untuk pasar domestik melalui proses lelang sebanyak 73 persen dan non-lelang 7 persen, serta Rp 119,7 triliun atau 20 persen untuk pasar internasional.

"Khusus untuk pembiayaan dalam rupiah, penerbitan pada semester satu mencapai 44,6 persen dari target gross," katanya menambahkan.

Untuk SBN rupiah, rencana lelang akan dilakukan sebanyak 24 kali dengan lelang SUN dengan target Rp 12 triliun hingga Rp 15 triliun per lelang dan sebanyak 24 kali untuk lelang SBSN dengan target Rp 4 triliun hingga Rp 6 triliun per lelang.

Sedangkan penerbitan SBN valas dilakukan sebagai komplementer untuk menghindari crowding out di pasar domestik, yaitu Global Bonds, Euro Bonds dan Samurai Bonds yang dapat dimaksimalkan hingga 25 persen dari target gross sesuai kebutuhan.

Robert memastikan pembiayaan utang yang dilakukan bermanfaat untuk kegiatan produktif dengan terus menjaga rasio PDB terhadap utang serta mengelola utang agar lebih efisien pemanfaatannya bagi pembangunan nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement