Selasa 22 Nov 2016 10:47 WIB

Kurs Rupiah Menguat Didorong Harga Minyak

Red: Nur Aini
Petugas mendata uang Rupiah di ruang penyimpanan uang Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (15/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas mendata uang Rupiah di ruang penyimpanan uang Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (22/11) pagi bergerak menguat sebesar 19 poin menjadi Rp 13.386, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.405 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan bahwa mata uang rupiah bergerak stabil dengan potensi ruang penguatan terhadap dolar AS kembali tersedia menyusul harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat. "Dorongan penguatan harga minyak mentah dunia dan surutnya kekuatan dolar AS di pasar global menjadi salah satu faktor penopang rupiah," katanya.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (22/11) pagi ini berada di posisi 47,49 dolar AS per barel, naik 3,94 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 49,38 dolar AS per barel, menguat 0,98 persen. Kendati demikian, kata dia, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif terbatas menyusul beredarnya kabar akan ada aksi demonstrasi pada 25 November 2016 mendatang.

Selain itu, ia menambahkan bahwa pelaku pasar juga menanti arah kebijakan bank sentral dunia, terutama dari Amerika Serikat (The Fed) pada Desember 2016 mendatang. "Situasi itu dapat menghadirkan volatiltias tinggi di pasar keuangan global, termasuk rupiah," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak dalam kisaran terbatas di tengah ketidakpastian sentimen dari dalam negeri dan eksternal. Apalagi, kata dia, menjelang akhir tahun, biasanya permintaan dolar AS cenderung meningkat sehingga apresiasi mata uang domestik bisa tertahan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement