Senin 21 Nov 2016 20:49 WIB

PLN Mulai Jaringan Kabel Listrik Bawah Tanah Solo Tahun Depan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Hazliansyah
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PLN Distribusi Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan proyek pembangunan jaringan kabel listrik bawah tanah di kota Solo mulai dikerjakan tahun depan. Terdapat tiga ruas jalan protokol yang menjadi sasaran proyek tersebut. Yakni Jalan Gatot Subroto, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Adi Sucipto.

General Manajer PLN Distribusi Jateng-DIY, Dwi Kusnanto mengatakan, kedepannya jaringan listrik di ketiga jalan protokol itu tak lagi berada di atas. Melainkan dipasang dibawah tanah. Proyek tersebut dilakukan dengan koordinasi dan kerjasama bersama Pemerintah Kota Solo.

"Ini menjadi program PLN untuk membenahi jaringan listriknya. Ini juga menjadi keinginan Pemkot untuk menata lingkungan kota lebih rapi," tutur Dwi Kusnanto usai bertemu dengan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo di Loji Ganrung, Senin (21/11) siang.

Pembuatan jaringan kabel listrik bawah tanah diklaim lebih minim risiko dibanding jaringan kabel listrik yang menggunakan tiang seperti pada umumnya. Terlebih mendorong terciptanya tata kelola lingkungan yang lebih rapi dan indah di tiga ruas jalan tersebut.  

PLN telah menganggarkan dana sebesar Rp 60 miliar untuk pembangunan jaringan kabel listrik bawah tanah di tiga ruas jalan itu. Proyek ditargetkan rampung pengerjaannya pada 2018. Meski begitu, terlebih dulu PLN akan membuka lelang proyek tersebut.

Pascalelang, jelas dia, pelaksanaan pengerjaan proyek akan dimulai maksimal enam bulan sejak ditetapkannya Surat Perintah Kerja (SPK).

"Dengan jaringan ini ada di bawah tanah tentu akan lebih aman juga, minim risiko karena pohon jatuh misalnya atau layangan dan sebagainya. Pada saat pengerjaannya ada pemadaman, tapi saat dibutuhkan saja, saat cut off,” kata dia.

Di lain hal, Dwi mengatakan PLN Distribusi Jateng-DIY tengah menargetkan rasio elektifikasi bisa meningkat mencapai 100 persen pada 2019. Saat ini rasio elektifikasi di dua wilayah Jateng dan DIY baru mencapai 92 persen. Artinya masih terdapat delapan persen penduduk di dua wilayah tersebut belum dapat menikmati listrik.

"Ketersediaan daya kita surplus, beban puncak malam itu 875 megawatt, siang hari 1200 megawatt, kita siap menerima permintaan daya berapapun. Dan rasio elektifikasi pun rata-rata terus bergerak naik dua persen tiap tahun, 2019 kita bisa mencapai elektifikasi penuh,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement