REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba mengungkapkan pihaknya bersama investor Cina membangun pabrik pemurnian mineral atau smelter. Pabrik tersebut untuk mengolah biji nikel dengan kapasitas empat tungku. Smelter tersebut dibangun atas kerja sama BUMD dan Cina untuk kapasitas ribuan ton.
Ia pun mendatangi kantor Menko Maritim, Senin (21/11) untuk bertemu Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan.
"Saya minta bantuan beliau, kita meresmikan smelter di sana, untuk pengembangan industri nikel," ujar Ghani di Kantor Menko Maritim, Jakarta, Senin (21/11).
Ghani mengatakan smelter milik pemerintah daerah tersebut menjadi salah satu aset penting dan cukup menjanjikan mengingat penambang nikel di Maluku Utara cukup banyak. Ghani mengatakan pihak Pemda bahkan akan membuat smelter baru lagi pada tahun depan.
"Tanggal 23-24 ini kita akan bikin smelter lagi. Kita groundbreaking. Ini kerja sama Cina dengan Indonesia," ujar Ghani.
Selain itu, ia mengatakan bahwa pelabuhan Babang yang baru saja selesai dibangun untuk diresmikan pemerintah. Sebab, menurutnya pelabuhan Babang merupakan bagian dari tol laut yang sedang dicanangkan oleh pemerimtah.