Kamis 10 Nov 2016 20:20 WIB

Laba Bersih Pertamina Melonjak 209 Persen di Kuartal III 2016

Red: Nur Aini
Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto (tengah), berbincang dengan Dir Megaproyek pengolahan dan Petrokimia Rachnad Hardadi dan Dir SDM Informasi Teknologi dan Umum Dwi Wahyu daryoto (dari kiri) saat memaparkan kinerja Pertamina di Jakarta, Selasa (8\11)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto (tengah), berbincang dengan Dir Megaproyek pengolahan dan Petrokimia Rachnad Hardadi dan Dir SDM Informasi Teknologi dan Umum Dwi Wahyu daryoto (dari kiri) saat memaparkan kinerja Pertamina di Jakarta, Selasa (8\11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) meraih laba bersih sebesar 2,83 miliar dolar AS atau sekitar Rp 36,8 triliun (kurs Rp 13 ribu per dolar AS) hingga akhir kuartal III 2016 meningkat 209 persen dibandingkan dengan tahun pencapaian pada periode yang sama 2015 sebesar 914 juta dolar AS, yang disokong oleh peningkatan kinerja operasi dan efisiensi dari berbagai inisiatif dan langkah terobosan yang dilakukan perusahaan.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan upaya Pertamina dalam melakukan berbagai langkah efisiensi dari berbagai kegiatan inisiatif dan juga langkah terobosan memberikan hasil yang signifikan dalam peningkatan laba bersih perusahaan. Selain dari sisi finansial, Pertamina sebagai NOC juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan pasokan energi selalu dalam kondisi aman untuk ketahanan energi nasional.

 

Dwi mengungkapkan Pertamina terus fokus dalam mengimplementasikan lima pilar strategi prioritas perusahaan, yaitu pengembangan sektor hulu, efisiensi di semua lini, peningkatan kapasitas kilang dan petrochemical, pengembangan infrastruktur dan marketing, serta perbaikan struktur keuangan. Hingga akhir kuartal III 2016 Pertamina membukukan pendapatan sebesar 26,62 miliar dolar AS turun sekitar 16,8 persen dari pendapatan pada periode yang sama 2015 karena terjadinya penurunan harga minyak mentah.

“Selama tiga kuartal pada 2016 laba bersih Pertamina mencapai 2,83 miliar dolar AS atau naik 209 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu kendati terjadi penurunan pendapatan sebesar 16,8 persen karena harga minyak mentah yang relatif lebih rendah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11).

Pencapaian itu bisa diraih karena Pertamina dapat meningkatkan kinerja operasi, di sisi lain terjadi penurunan biaya melalui efisiensi yang dilakukan berhasil memangkas biaya sekitar 27 persen selama sembilan bulan pertama tahun ini. Kinerja hulu pada periode kuartal III 2016 ini mencapai 646 ribu barel setara minyak per hari terdiri dari 309 ribu barel per hari minyak dan 1.953 mmscfd gas. Pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 12,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Sementara pencapaian produksi listrik panas bumi mencapai 2.233 GwH setara listrik.

Adapun, transportasi gas mencapai 393 BSCF dengan penjualan gas perusahaan mencapai 530 BBTU. Breakthrough Project 2016 yang ditargetkan mencapai 1,64 miliar dolar AS hingga akhir 2016, hingga akhir kuartal ke-III telah tercapai sebesar 1,643 miliar dolar AS. Capaian tersebut berasal dari  efisiensi dan penciptaan nilai tambah serta proyek terobosan perusahaan.

Efisiensi biaya operasi hulu sebesar 834 juta dolar AS yang menjadi penyokong utama bagi realisasi Breakthrough Project 2016 mencerminkan strategi perusahaan untuk fokus pada lapangan-lapangan kerja yang memberikan dampak finansial besar bagi perusahaan. Inovasi-inovasi pemasaran produk dan layanan unggulan Pertamina, sentralisasi pengadaan hydrocarbon dan nonhydrocarbon, penekanan losses dari program pembenahan tata kelola arus minyak, inisiatif-inisiatif pengolahan, baik efisiensi maupun optimalisasi bottom products, serta pemangkasan biaya operasi kantor pusat pada umumnya memberikan dampak finansial dalam pencapaian target.

Pertamina juga berhasil menekan biaya pokok produksi kilang yang berada di kisaran 104,2 persen MOPS hingga September 2015, turun menjadi 98,2 persen pada periode yang sama tahun ini, dan menjadikan harga produk kilang Pertamina lebih kompetitif. Yield valuable product kilang juga meningkat dari semula di kisaran 74,39 persen hingga September 2015, hingga September 2016 menjadi 77,79 persen.

Adapun, penjualan BBM dan nonBBM meningkat tipis dibandingkan dengan tahun lalu. Penjualan BBM pada kuartal III 2016 mencapai 47,77 juta KL atau naik tipis sekitar 4,3 persen dari 45,81 juta KL pada periode yang sama tahun lalu. Sementara untuk penjualan NonBBM sampai dengan akhir September 2016 mencapai 6,64 juta KL dari atau naik 4,8 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pertamina telah berhasil melakukan penetrasi berbagai varian produk BBM, khususnya Bahan Bakar Khusus Pertamax Series yang meningkat 206 persen dari periode yang sama tahun 2015, menjadi 6,21 Juta KL. Pengembangan infrastruktur terus dilakukan Pertamina baik infrastruktur gas, pengolahan, dan pemasaran. Beberapa proyek seperti pipa gas Gresik-Semarang, Muara Karang–Muara Tawar dan Tegal Gede telah mencapai kemajuan hampir 70 persen.

Pertamina menargetkan RDMP Kilang Balikpapan tahap I selesai pada Juni 2019 dan start up pada September 2019, sedangkan tahap I selesai medio 2021 dengan memenuhi standard Euro 5. Sementara itu, New Grass Root Refinery Tuban yang merupakan Joint Venture antara Pertamina dan Rosneft Rusia akan selesai pada akhir 2021 dengan standard Euro 5. Untuk RDMP Kilang Cilacap yang bekerja sama dengan Saudi Aramco selesai pada akhir 2022 dengan spesifikasi standard Euro 5.  “Untuk NGRR Bontang sudah diputuskan menjadi penugasan kepada Pertamina dan tentatif akan selesai pada 2023, juga dengan standard Euro 5,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement