REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia cenderung lebih lambat ketimbang pertumbuhan perbankan konvensional. Menurutnya, ada dua hal yang yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar industri keuangan syariah yakni dengan melakukan identifikasi dan peningkatan sumber daya manusia.
"Kita bisa mengidentifikasi beberapa kegiatan yang berkembang cepat dan punya identitas syariah misalnya saja fesyen. Saya menyarankan bahwa dengan mengidentifikasi itu kita bisa mengenali ke arah mana potensi perkembangannya," ujar Darmin dalam pembukaan Indonesia Sharia Ekonomic Festival (ISEF) 2016 di Surabaya, Kamis (27/10).
Sementara itu, terkait dengan pengembangan sumber daya manusia yakni bisa dilakukan dengan merancang pendidikan dan pelatihan vokasi yang disambungkan dengan pesantren. Apalagi di Jawa Timur memiliki potensi pesantren yang cukup besar yakni dengan jumlah santri lebih dari satu juta santri. Darmin mengaku, belum lama ini telah memberikan pelatihan singkat kepaada para santri yang kemudian diterima bekerja di industri yang berkembang di sekitar Gresik.
Pendidikan vokasi di pesantren ini nantinya akan menghubungkan antara pelatihannya dengan industri. Darmin optimistis apabila pendidikan vokasi bagi pesantren ini dapat dilakukan maka para santri tidak hanya menjiwai nilai-nilai islam, namun juga mampu bersaing di pasar ketenagakerjaan.
"Saya juga mengakui bahwa di antara jenis sumber daya manusia yang menjadi kekurangan di kita adalah enterpreneur-nya, dan ini bidang yang paling susah dikembangkan," kata Darmin.
Dalam kesempatan tersebut, Darmin menyampaikan optimismenya terhadap pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) akan mendorong sinergi lebih cepat dan mewujudkan pertumbuhan industri keuangan syariah di Tanah Air. Sinergi yang terjadi di KNKS akan meningkatkan daya tarik lembaga keuangan syariah sebagai tempat menabung dan investasi. N. Rizky Jaramaya
Ikuti Whatsapp Channel Republika