REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan posisi batu bara dalam menghasilkan energi listrik bisa tergantikan oleh energi terbarukan. IEA mengatakan dalam sebuah laporan terbaru yang dirilis tahun lalu, energi terbarukan menyumbang lebih dari setengah dari pertumbuhan kapasitas pasokan listrik global.
Laporan itu mengatakan setengah juta panel surya dipasang setiap hari pada tahun lalu di seluruh dunia. Di Cina, ada dua turbin angin mengatur setiap jam. Sumber energi terbarukan diantaranya angin, matahari dan air yang merupakan elemen kunci dalam upaya internasional untuk memerangi perubahan iklim.
Pada tahap ini, kemampuan untuk menghasilkan tenaga listrik telah diambilalih dari batu bara. Kendati demikian, menurut IEA, energi terbarukan masih amat bergantung pada matahari yang bersinar atau angin yang bertiup. Tidak seperti batu bara yang dapat menghasilkan listrik 24 jam sehari sepanjang tahun.
"Kami sedang menyaksikan transformasi pasar kekuatan global yang dipimpin oleh energi terbarukan," ujar Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol seperti dikutip dari BBC News, Rabu (26/10).
Peningkatan kapasitas energi terbarukan mencerminkan pengurangan biaya untuk energi angin dan panel surya. IEA memperkirakan tren biaya akan menurun. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akan terus tumbuh, tetapi kemungkinan lebih lambat dari sebelumnya. Penurunan biaya juga salah satu alasan IEA meningkatkan proyeksi kapasitas terbarukan di masa depan.
Amerika Serikat telah memperpanjang kredit pajak. Sebuah laporan mengatakan perubahan kebijakan di Cina, India dan Meksiko juga telah memunculkan kekuatan penting di balik peningkatan perkiraan untuk pertumbuhan sektor energi terbarukan. IEA mengatakan pusat gravitasi untuk pertumbuhan energi terbarukan pindah ke pasar negara berkembang.
Cina, kata laporan itu, tetap menjadi pemimpin global tak terbantahkan dalam hal ekspansi energi terbarukan yang mewakili hampir 40 persen dari pertumbuhan global.