REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Indonesia menyetujui Strategi Kemitraan (CPS) baru untuk periode 2016-2019 guna mendukung pertumbuhan ekonomi bersih yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Kemitraan baru akan membantu melanjutkan kemajuan dengan upaya menuju pertumbuhan yang inklusif dan menjaga kelestarian lingkungan, yang dicapai melalui peningkatan infrastruktur, perbaikan tata kelola dan manajemen sektor publik, serta peningkatan pendidikan dan keterampilan," kata Wakil Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Sona Shrestha dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (21/10).
Shrestha mengatakan salah satu penyebab adanya kemitraan baru ADB ini adalah karena Indonesia merupakan salah satu negara yang telah mencapai kemajuan sosial, ekonomi dan politik dalam beberapa dekade terakhir. Ia menjelaskan ADB akan meningkatkan investasi dalam bidang infrastruktur terutama di sektor energi, untuk mendorong keandalan dan efisiensi jaringan listrik nasional, serta mengedepankan sumber energi yang lebih bersih seperti panas bumi dan gas alam.
Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan di perdesaan, ADB memberikan dukungan yang akan berfokus pada irigasi, pasokan air, dan tanaman panen bernilai tinggi. Di tingkat kota, masyarakat miskin perkotaan akan memperoleh manfaat dari peningkatan manajemen saluran pembuangan dan air limbah.
Fokus ADB selanjutnya adalah meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan nasional, karena meski Indonesia telah meraih pencapaian luar biasa dalam akses pendidikan di setiap tingkat, tetapi mutu pendidikan masih menjadi persoalan tersendiri.
Secara keseluruhan, ADB juga akan terus mendukung reformasi fiskal yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki tata kelola belanja pemerintah dan pengadaan layanan bagi masyarakat yang paling membutuhkan. "Dukungan ADB bagi reformasi pemerintah Indonesia di bidang perbaikan iklim investasi dan pengurangan biaya dalam berusaha, akan memperluas basis perekonomian dan menciptakan lapangan kerja," kata Shrestha.