REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka ekspor Indonesia secara kumulatif sepanjang Januari-September 2016 tembus 104,36 miliar dolar AS atau turun 9,41 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Sedangkan raihan untuk September saja, nilai ekspor Indonesia menyentuh 12,5 miliar dolar AS.
Pencapaian nilai ekspor pada September 2016 ini mengalami penurunan sebesar 1,84 persen dibandingkan dengan capaian Agustus lalu. Penurunan terbesar terjadi untuk komoditas migas sebesar 6,78 persen dan ekspor nonmigas turun 1,35 persen.
"Dibandingkan dengan Sept 2015, niliainya turun -0,9 persen. Penurunan ini terjadi di mana saja? Pada Agutus nilai total ekspor 12,75 ke 12,5 miliar dolar AS. Pola ini sama terjadi dari Agustus ke September meski tipis. Dengan apa yang terjadi ini, penurunan terbesar terjadi pada nilai ekspor perhiasan permata turun 137,03 juta dolar AS, namun ekspor naik untuk benda besi dan baja naik 94,34 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (17/10).
Dari capaian ekspor kali ini, negara tujuan ekspor nonmigas teratas masih diduduki oleh Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Cina. Secara kumulatif sejak awal tahun ini, ekspor ke AS mencapai 11,59 miliar dolar AS, sementara ekspor ke Jepang dan Cina masing-masing mencapai 9,53 miliar dolar AS dan 9,71 miliar dolar AS.
Sedangkan impor Indonesia juga ikut mengalami penurunan. Raihan impor September sebesar 11,3 miliar dolar AS. Angka ini turun 9,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya untuk komoditas nonmigas dan turun 2,97 persen untuk komoditas migas.
Dibandingkan dengan angka tahun lalu, impor Septemebr turun 2,26 persen. Penurunan terbesar terjadi untuk impor mesin dan perlatan mekanik sebesar 98,9 juta dolar AS atau 517 persen (month to month) dan Impor migas pada minyak mentah, hasil minyak turun 3,91 persen.