Ahad 16 Oct 2016 18:28 WIB

Masalah Energi dari Hulu Hingga Hilir Sambut Duet Jonan dan Arcandra

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nur Aini
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) dan Wamen ESDM Arcandra Tahar (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).
Foto: Antara/ Yudhi Mahatma
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) dan Wamen ESDM Arcandra Tahar (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menyinggung permasalahan energi di beberapa sektor. Ini menjadi pekerjaan rumah duet Menteri dan Wakil Menteri ESDM terbaru, Ignasius Jonan dan Arcandra Tahar.

Pertama di sektor hulu, cadangan dan produksi migas terus mengalami penurunan. Ia berharap duet Jonan-Arcandra memaksimalkan beberapa proyek strategis guna mengatasi permasalahan tersebut.

"Seperti Masela yang juga segera on going proyeknya," ujar Komaidi dalam diskusi di gedung Dewan Pers, Jakarta, Ahad (16/10).

Berikutnya di sektor hilir, menurut Komaidi, masalah harga gas dan infrastruktur masih menjadi PR besar. Apalagi Presiden Jokowi telah menargetkan penurunan harga gas paling lambat pada akhir November 2016. "Kalau di Migas, ada hulu dan hilir, juga di sektor kelistrikan," tutur Komaidi.

Pada sektor ini, ada proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt yang sedang berjalan. Termasuk proyek 20 ribu MW dari pemerintahan sebelumnya yang kini tersisa sekitar 7400 MW dan mengenai pemenuhan energi baru terbarukan.

"Saya yakin sampai pemerintahan ini selesai tidak mungkin 100 persen (target terselesaikan). Tapi paling tidak kalau mengarah ke sana saja sudah positif," tuturnya.

Ia berharap duet Jonan-Arcandra cepat mengidentifikasi permasalahan. Caranya bersinergi dengan pejabat eselon I dan II di Kementerian ESDM. "Kebetulan Pak Jonan latar belakangnya bukan dari energi. Jadi butuh informasi valid problem kritis yang sedang dihadapi. Itu penting bagi beliau dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya," ujar Komaidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement