Jumat 14 Oct 2016 08:54 WIB

Dolar AS Melemah Tertekan Data Perdagangan Cina

 Pekerja sedang menghitung mata uang dolar di money changer. ilustrasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang menghitung mata uang dolar di money changer. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (13/10) atau Jumat (14/10) pagi WIB), karena para investor mempertimbangkan data perdagangan September yang lemah dari Cina.

Ekspor Cina yang diukur dalam yuan turun 5,6 persen tahun ke tahun pada September, membalikkan kenaikan 5,9 persen pada Agustus, sementara impor melambat dari kenaikan 10,8 persen bulan lalu menjadi hanya meningkat 2,2 persen.

Para analis mengatakan data lemah dari Cina memicu selera pasar terhadap aset-aset safe haven, dan dapat mencegah kemungkinan langkah Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunganya pada Desember.  Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan pada Kamis (13/10), dalam pekan yang berakhir 8 Oktober angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman tercatat 246 ribu, tidak berubah dari level direvisi minggu sebelumnya.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,43 persen menjadi 97,544 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1049 dolar AS dari 1,1013 dolar AS, dan poundsterling Inggris naik menjadi 1,2249 dolar AS dari 1,2191 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7574 dolar AS dari 0,7565 dolar AS.

Dolar AS dibeli 103,58 yen Jepang, lebih rendah dari 104,26 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun tipis menjadi 0,9866 franc Swiss dari 0,9905 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3194 dolar Kanada dari 1,3252 dolar Kanada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement