Kamis 06 Oct 2016 20:42 WIB
Pasar domestik di Victoria sudah berpengalaman untuk mengurus label halal

Victoria Berburu Pasar Halal

Food and Beverage Festival 2016
Foto: Republika/A Syalaby Ichsan
Food and Beverage Festival 2016

Oleh Achmad Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Pasar Muslim di dunia dinilai memiliki potensi luar biasa. Berdasarkan laporan dari The Global Economy Report 2015/2016, konsumen Muslim menghabiskan dana 1,8 triliun dolar Amerika Serikat (AS) pada 2014 untuk belanja makanan dan gaya hidup. Pada 2020, nilainya diprediksi mencapai 2,6 triliun dolar AS. 

Para eksportir terus berupaya mencetak laba dari ranumnya pasar Muslim dunia. Sertifikasi halal, khususnya bagi produk pangan, seperti daging sapi hingga makanan olahan, menjadi keharusan bagi mereka yang hendak masuk ke pasar ini.

Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, menjadi salah satu pelaku utama eksportir asal Negeri Kanguru. Meski tujuan ekspor Victoria masih didominasi Cina, para eksportir kini mulai mengarahkan bidikannya ke negara-negara berpenduduk Muslim seperti Timur Tengah, Turki dan Afrika Utara, India hingga Asia Tenggara, khususnya Indonesia. 

Pada 2014-2015, nilai ekspor Victoria ke negara-negara Asia Tenggara mencapai 3,9 miliar dolar Australia. Produk pangan mendominasi barang ekspor, seperti olahan susu, daging, gandum, hingga produk makanan olahan. Indonesia sendiri berada di peringkat ketujuh negara tujuan ekspor Victoria di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya. 

Pada 2015, total nilai ekspor dari Australia ke Indonesia mencapai 5,548 miliar dolar Australia. Ekspor pangan Australia ke Indonesia mencatat tiga besar. Aussie mengirim gandum, hewan siap potong, makanan olahan, hingga produk olahan susu ke Indonesia. Victoria menjadi salah satu negara bagian Australia yang berkontribusi dalam kinerja ekspor negara tersebut.

Pemerintah setempat pun sadar betul betapa penting adanya sertifikasi halal agar produk mereka dapat masuk ke pasar-pasar Muslim di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia. Direktur Eksekutif Perdagangan Negara Bagian Victoria, Gonul Serbest, mengatakan, pasar domestik di Victoria sudah berpengalaman untuk mengurus label halal. Sebagai negari multikultural, Victoria pun tidak ingin bermain-main dalam masalah halal.

"Ada lebih dari 200 etnik berbeda di Melbourne (ibu kota Victoria). Kami harus serius mengurus ini (halal)," kata dia di sela pembukaan Festival Food and Beverage Trade Week 2016 di Hotel Grand Hyatt, Melbourne, belum lama ini. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement