Jumat 30 Sep 2016 02:08 WIB

Pengusaha Harus Berpikir Out of the Box

Menjadi pengusaha tak mudah, perlu banyak langkah untuk mewujudukannya.
Foto: pexels
Menjadi pengusaha tak mudah, perlu banyak langkah untuk mewujudukannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JBANDAR LAMPUNG -- Sebanyak 60 (enam puluh) orang pemuda dari 15 kota/kabupaten se-Lampung yang mengikuti pelatihan kewirausahaan pemuda yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dari Ahad (25/9) hingga Kamis (29/9) di Hotel Sheraton, Bandar Lampung. Mereka sepakat membentuk komunitas bisnis Apalah.

“Apalah itu artinya Asosiasi Pengusaha Muda Asal Lampung Geh,” kata Ardiansyah, koordinator komunitas dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/9).  

Menurutnya, seorang pemuda harus berfikir out of the box. Dengan berpikir out of the box,  seorang entrepreneur diharapkan dapat memunculkan inovasi-inovasi dan kreatifitas tanpa batas.

“Kami juga membuat kelompok per cluster bisnis. Setiap cluster ada mentor yang membimbing agar teman-teman di clusternya naik jenjang,” katanya lagi. Ia menjelaskan cluster bisnis yang dimaksud adalah pengelompokkan antar jenis usaha atau bisnis yang sama.

Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI, Ponijan dalam paparannya pada sesi materi Reorientasi Sikap Mental Berwira Usaha Bagi Pemuda menyampaikan, pemimpin masa depan harus memiliki jiwa entrepreneur.

Baca juga, Pejabat Luar Negeri AS: Pengusaha Muda Indonesia Sangat Menginspirasi.

Sebab menurutnya, pemimpin yang berjiwa entrepreneur punya daya juang tinggi, berani mengambil keputusan dan resiko serta punya visi memberi. Dalam arti memberikan darma bakti terbaiknya kepada rakyat yang dipimpinnya.

Catur Agus Dewanto, ketua Bidang Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung menjelaskan, kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemuda di Provinsi Lampung.

Dia berharap bahwa pelaksanaan pelatihan ini akan menghasilkan pemuda-pemuda yang mandiri dari sisi ekonomi dan menjadi solusi atas kebutuhan penyediaan lapangan kerja yang makin sempit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement