Kamis 29 Sep 2016 17:30 WIB

Jokowi dan Sri Mulyani Jadi Penentu Kesuksesan Amnesti Pajak

Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center for Indonesian Taxation Analysis Yustinus Prastowo mengatakan dua faktor yang menentukan kesuksesan program amnesti pajak ialah sosok Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Yustinus mengatakan salah satu faktor tersebut ialah intuisi politik Presiden Joko Widodo yang bisa membangun kepercayaan publik.

"Faktor intuisi politik saya kira, ada pengaruhnya juga. Barangkali ada trust, pandangan bahwa Jokowi bukan pengemplang pajak, tidak punya kepentingan," kata Yustinus di Jakarta, Kamis (29/9).

Sementara faktor penentu kedua ialah sosok Sri Mulyani yang dinilai masuk ke pemerintahan di saat yang tepat. "Sri Mulyani adalah repatriasi terbesar Jokowi. Aset yang mahal," kata Yustinus.

Menurut dia, sosok Sri Mulyani merupakan simbol dari integritas dan kepercayaan yang dinilai membuat orang percaya terhadap program amnesti pajak. "Yang kedua, dia (Sri Mulyani) bukan orang baru di pajak. Dia tidak perlu belajar, tahu secara detail. Dia bisa mengontrol dan mengarahkan orang di lapangan," kata Yustinus.

Selain itu, kata dia, Sri Mulyani juga dipandang sebagai sosok reformasi sistem perpajakan di Indonesia. Sejumlah pihak menilai program amnesti pajak yang digulirkan pemerintah Indonesia terbilang sukses meski belum selesai karena telah melampaui rekor keberhasilan amnesti pajak di negara lain.

Program amnesti pajak paling berhasil sebelumnya dicatatkan oleh Italia dengan laporan deklarasi harta mencapai Rp 1.179 triliun pada akhir periode. Sementara total harta para peserta amnesti pajak di Indonesia sudah mencapai Rp 2.800 triliun lebih pada tiga bulan pertama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement