REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Industri kreatif dinilai sebagai pilar ekonomi masa depan. Karenan pemerintah dianggap perlu mengombinasikan industri UKM dengan industri kreatif karena peluang pasarnya cukup besar.
"Peluang pasar industri UKM dengan industri kreatif besar apalagi pada era globalisasi kini sehingga perlu didorong pengembangan individu melalui pemanfaatan sumber daya yang ada," kata Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mohammad Nadjikh di Pekanbaru, Rabu (21/9).
Nadjikh mengungkapkan hal itu saat menjadi pembicara pada seminar nasional 1St Celscitech, (communications, economic, law, sience dan technology) digelar UMRI. Menurut dia, pilar ekonomi masa depan bisa terwujud jika tiap individu bertekad dan mampu melaksanakan aktivitas mereka yang bersumber pada kreativitas, ketrampilan dan talenta individu.
Ia mengatakan, tekad tersebut dibutuhkan guna mewujudkan kesejahteraan dan peluang kerja lewat eksploitasi kekayaan intelektual yang potensial dimiliki tiap individu. Dalam hal ini dibutuhkan terobosan mendorong individu dan UKM untuk mengembangkan inovasi-inovasi. "Inovasi yang perlu terus digali dan dikembangkan adalah berbasis keunikan budaya lokal, inovasi berbasis keunikan dan keragaman SDA," ucapnya.
Ia menambahkan inovasi ekstensi dan improvemen dengan menyempurnakan dan memperluas fungsi, nilai produk, servis yang telah ada untuk menambah kepuasan dan kenyamanan para pelanggannya. Nadikh yang juga Ketua Majelis Ekonomi Pengurus Pusat Muhammadiyah itu, mengatakan Indonesia harus mengubah paradigma pembangunan dan pengembangan UKM melalui manajemen inovasi dan kewirausahaan tersebut.
Dalam pandangannya, inovasi dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas produk, menciptakan pasar baru, mengembangkan rentang produk, menurunkan biaya tenaga kerja. Lalu, meningkatkan proses produksi, menurunkan penggunaan material, menurunkan kerusakan lingkungan, menurunkan konsumsi energi, mengganti produk dan jasa.
Namun demikian, katanya lagi, diperlukan dukungan pemerintah agar masyarakat sadar iptek, sadar elektronik, sadar teknologi informasi dan komunikasi lewat telepon, televisi, komputer (pengenalan teknologi multimedia). "Pemerintah senantiasa mengajak dan merangsang masyarakat merubah paradigma dalam kompetisi dari memproduksi sesuatu yang lebih baik menjadi memproduksi sesuatu yang berbeda," katanya.